Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seiko Hashimoto Pertimbangkan Opsi Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2021 Tanpa Penonton

Presiden panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 Seiko Hashimoto mengatakan, penyelenggaraan Olimpiade tanpa penonton masih menjadi pilihan.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Seiko Hashimoto Pertimbangkan Opsi Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2021 Tanpa Penonton
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Ketua Umum Olimpiade Jepang, Seiko Hashimoto dalam jumpa pers, Kamis (25/2/2021). -- Presiden panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 Seiko Hashimoto mengatakan, penyelenggaraan Olimpiade tanpa penonton masih menjadi pilihan. 

TRIBUNNEWS.COM - Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 memperingatkan bahwa mereka siap untuk mengadakan Olimpiade secara tertutup ketika virus corona (Covid-19) meningkat.

Lain halnya dengan Presiden Panitia Penyelenggara Olimpiade, Seiko Hashimoto mengatakan, melarang semua penggemar menonton secara langsung pertandingan masih menjadi pilihan.

Hal itu disampaikan Hashimoto pada hari ini, Jumat (2/7/2021), Al Jazeera melaporkan.

Adapun pengumuman tersebut berbeda dengan keputusan yang dijabarkan 10 hari lalu oleh penyelenggara, yakni mengizinkan hingga 10 ribu penonton untuk hadir.

Kemungkinan perubahan itu terjadi karena meningkatnya infeksi baru di Tokyo yang disebabkan munculnya varian Delta.

Baca juga: Jelang Olimpiade, NOC Beri Ultimatum: Yang Positif Covid-19 Tidak Akan Berangkat Ke Tokyo!

Baca juga: Demi Sabet Emas di Olimpiade Tokyo 2020, Praveen/Melati Dapat Menu Latihan Mirip Owi/Butet

Varian Delta yang diketahui menyebar dengan cepat, meningkatkan kekhawatiran penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade dengan 15.400 atlet.

"Situasi infeksi berubah dan bagaimana hal itu akan terjadi masih belum jelas," kata Hashimoto.

Berita Rekomendasi

"Tapi dari perspektif Tokyo 2020, kami juga menyertakan opsi untuk tidak memiliki penonton," tambahnya.

Namun demikian, keputusan lain tentang penggemar dapat diumumkan minggu depan setelah pertemuan Komite Olimpiade Internasional, penyelenggara lokal, pemerintah Jepang, pejabat pemerintah metropolitan Tokyo dan Komite Paralimpiade Internasional.

Sementara itu, penasihat pemerintah untuk penanganan Covid-19, dokter Shigeru Omi, telah berulang kali mengatakan bahwa opsi teraman adalah tanpa penonton.

Gubernur Tokyo, Yuriko Koike pada Jumat (2/7/2021) menyatakan bahwa itu juga menjadi pilihannya.

"Kami akan terus mengamati dengan cermat situasi infeksi dan memikirkan apa yang terbaik, dan terutama mempertimbangkan tidak ada penonton," kata Koike.


Koike berbicara pada briefing setelah dirawat di rumah sakit selama lebih dari seminggu karena kelelahan yang parah.

Dia menyangkal dia dirawat di rumah sakit karena Covid-19, dan mengatakan hasil tesnya negatif.

Selanjutnya, Koike menegaskan bahwa semua kaki estafet obor Olimpiade akan disingkirkan dari jalan umum hingga 16 Juli, kecuali di pulau-pulau terpencil di Tokyo.

PM Jepang Yoshihide Suga
PM Jepang Yoshihide Suga (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Sejalan dengan Koike, Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga juga mengatakan, opsi tempat kosong masih dipertimbangkan.

"Saya telah menjelaskan bahwa tidak memiliki penonton adalah suatu kemungkinan," kata Suga pada Kamis (1/7/2021).

Diberitakan sebelumnya, penyelenggaraan Olimpiade memungkinkan semua tempat outdoor dan indoor untuk menampung hingga 50 persen dari kapasitas, tetapi tidak melebihi 10.000.

Toshiro Muto, CEO panitia penyelenggara Tokyo mengatakan, ribuan pejabat, sponsor, pejabat Olimpiade, dan lainnya yang memegang tiket akan diizinkan memasuki venue, melebihi batas apa pun untuk penonton.

Dia mengatakan mereka tidak secara teknis digolongkan sebagai penggemar, melainkan sebagai penyelenggara.

Perkiraan menunjukkan Komite Olimpiade Internasional (IOC) bisa kehilangan antara 3 miliar dolar dan 4 miliar dolar dalam pendapatan siaran jika Olimpiade dibatalkan.

Biaya resmi Olimpiade adalah 15,4 miliar dolar, meskipun audit pemerintah menunjukkan itu jauh lebih tinggi.

Semua kecuali 6,7 miliar dolar adalah uang publik. IOC menyumbang total sekitar 1,5 dolar miliar.

Untuk diketahui, Olimpiade Musim Panas 2020 yang secara resmi dikenal dengan Games of The XXXII Olympiad itu, akan digelar pada 23 Juli 2021 sampai 8 Agustus 2021.

Ajang olahraga internasional itu semula dijadwalkan untuk diselenggarakan di Tokyo, Jepang, pada tanggal 24 Juli hingga 9 Agustus 2020.

Penundaan selama satu tahun tersebut terjadi karena pandemi virus corona yang menyebar di Jepang.

Baca juga: Tak Puas Dapat Perunggu, Viktor Axelsen Bertekad Sabet Medali Emas di Olimpiade Tokyo 2020

Baca juga: Bersiap Turun di Olimpiade Tokyo 2020, Marcus/Kevin Tak Tahu Kekuatan Calon Lawan

Berita lain seputar Olimpiade Tokyo 2020

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas