Tentara AS Tinggalkan Pangkalan Udara Bagram Afghanistan setelah 20 Tahun
Setelah hampir 20 tahun, militer Amerika Serikat (AS) kini meninggalkan Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan, pada Jumat (2/7/2021).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AS juga akan memiliki sekitar 6.500 tentara di Afghanistan untuk melindungi kedutaan besarnya di Ibu Kota.
Kehadiran mereka itu dipahami akan dicakup dalam perjanjian bilateral dengan pemerintah Afghanistan.
AS dan NATO meninggalkan Afghanistan datang ketika pejuang Taliban membuat langkah di beberapa bagian negara itu, menguasai lusinan distrik dan membanjiri Pasukan Keamanan Afghanistan yang terkepung.
Baca juga: Joe Biden Dijadwalkan Bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Pekan Ini
Dalam perkembangan yang mengkhawatirkan, pemerintah telah membangkitkan milisi dengan sejarah kekerasan brutal untuk membantu pasukan keamanan Afghanistan.
Pada konferensi pers terakhir, Jenderal Miller minggu ini memperingatkan bahwa kekerasan yang terus berlanjut berisiko menimbulkan perang saudara di Afghanistan yang seharusnya membuat dunia khawatir.
Bulan lalu, Biden mengatakan kepada rekannya dari Afghanistan, Ashraf Ghani, bahwa “Afghanistan harus memutuskan masa depan mereka, apa yang mereka inginkan”.
Ghani mengatakan tugasnya sekarang adalah “mengelola konsekuensi” dari penarikan AS.
Perjanjian dengan Taliban tentang penarikan AS dicapai di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Sebagai imbalan atas penarikan AS, Taliban telah berjanji untuk mencegah setiap kelompok bersenjata meluncurkan serangan internasional dari tanah Afghanistan.
Kelompok itu juga telah membuat komitmen untuk mengadakan pembicaraan dengan saingan Afghanistan mereka tetapi sedikit kemajuan telah dibuat dalam negosiasi.
Berbicara kepada Al Jazeera, Faiz Zaland, komentator politik dan profesor di Universitas Kabul, mengatakan penarikan pasukan AS "sedikit tergesa-gesa dalam situasi saat ini karena kita tidak memiliki perdamaian di lapangan".
"Penarikan itu terjadi tepat pada saat Taliban berada di pintu Kabul," katanya.
“Ada pertempuran sengit dan keras yang terjadi di seluruh negeri. Lebih dari 80 distrik telah jatuh ke tangan Taliban dalam satu bulan terakhir," katanya, menyebut Juni sebagai "bulan paling mematikan bagi pasukan Afghanistan dalam dua dekade terakhir".
Zaland mengatakan AS membuat "jalan keluar yang tidak bertanggung jawab" dengan pergi sebelum kesepakatan damai intra-Afghanistan diselesaikan.
“Tampaknya negara itu mungkin menuju perang saudara,” katanya kepada Al Jazeera.
Berita lain terkait Tentara AS
(Tribunnews.com/Andari WUlan Nugrahani)