Putra Mahkota Arab Saudi Perintahkan Evakuasi Warganya yang Terinfeksi Covid-19 dari Indonesia
Beberapa negara tengah mempertimbangkan melakukan evakuasi warganya setelah kasus Covid-19 melonjak signifikan di Indonesia.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Beberapa negara tengah mempertimbangkan melakukan evakuasi warganya setelah kasus virus corona (Covid-19) melonjak signifikan di Indonesia.
Hari ini, pesawat charter dari perusahaan swasta Jepang telah dikirim untuk menjemput warga Jepang yang bertugas di Indonesia.
Kemudian pengusaha dan ekspatriat Taiwan berencana untuk menyewa pesawat pula untuk bisa keluar dari Indonesia dan kembali ke negara mereka.
Sebelumnya, Pemerintah Arab Saudi telah membawa pulang warganya yang terinfeksi Covid-19 dari Indonesia.
"Seorang warga negara Saudi yang terinfeksi virus ini telah dipindahkan dari Jakarta ke Riyadh," sebut Kementerian Pertahanan Kerajaan Arab Saudi, Sabtu lalu.
Baca juga: Charter Batik Air, 90 Pebisnis Taiwan Putuskan Cabut dari Indonesia karena Khawatir Covid-19
Dikutip dari Arab News, Rabu (14/7/2021), pemindahan itu dilakukan oleh Departemen Evakuasi Medis Udara Kementerian Pertahanan sesuai arahan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Baca juga: Perusahaan Jepang Charter Pesawat, Bawa Pulang Pekerjanya Keluar dari Indonesia
Pesawat evakuasi medis udara itu menempuh perjalanan udara selama 18 jam tanpa transit dan membawa awak udara lebih banyak yakni dua kali lipat dari biasanya untuk menangani kasus ini.
Sebagian diantara mereka mengambil semua tindakan pencegahan virus corona, karena itu merupakan penerbangan paling lama yang mengangkut seseorang yang terinfeksi virus ke Saudi.
"Pada awal tahun ini, pesawat evakuasi medis udara juga telah mengangkut lebih dari 90 kasus, tanpa ada awak udara yang terinfeksi," jelas kementerian itu.
Armada pesawat evakuasi medis udara yang berasal dari Layanan Medis Angkatan Bersenjata ini setiap tahunnya mengangkut lebih dari 2.500 pasien.
Termasuk lebih dari 1.600 penerbangan yang mengangkut pasien dan anggota angkatan bersenjata dari dalam dan luar Kerajaan.