Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PM Jepang: Jika IOC Mencoba Memaksakan Sesuatu, Saya akan Langsung Menendang Mereka

PM Suga juga mengatakan dia telah diberitahu berkali-kali, bahwa akan lebih baik untuk membatalkan Olimpiade.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in PM Jepang: Jika IOC Mencoba Memaksakan Sesuatu, Saya akan Langsung Menendang Mereka
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
PM Jepang Yoshihide Suga saat jumpa pers, Kamis (17/6/2021). 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dalam wawancara dengan koran Wall Street Journal (WSJ) Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengungkapkan akan melawan Komite Olimpiade Internasional (IOC) bila mereka memaksakan sesuatu kepada Jepang.

"Sama sekali tidak benar IOC punya hak tunggal membatalkan Olimpiade. Kami mengangkat tangan dan kami mencari Olimpiade karena kami ingin melakukan Olimpiade," papar PM Yoshihide Suga kepada WSJ, Selasa (20/7/2021).

"Jika mereka mencoba memaksakan sesuatu pada saya, saya akan langsung menendang mereka. (I’d kick it right back at them)," kata Yoshihide Suga.

PM Suga juga mengatakan dia telah diberitahu berkali-kali, termasuk oleh orang-orang yang dekat dengannya, bahwa akan lebih baik untuk membatalkan Olimpiade.

"Hal paling sederhana dan termudah adalah berhenti," katanya.

"Tetapi tugas pemerintah adalah mengatasi tantangan."

Baca juga: Ada Atlet Terpapar Covid-19, Begini Ketatnya Panitia Pelaksana Olimpiade Jepang Perlakukan Peserta

Berita Rekomendasi

Penyebaran infeksi virus corona di Tokyo mulai meningkat pada akhir Juni 2021, membuat PM Suga mengumumkan keadaan darurat di ibu kota mulai 12 Juli dan berlangsung hingga akhir Olimpiade.

Tidak seperti penguncian di negara lain, kehidupan sehari-hari di Jepang sebagian besar berlanjut seperti biasa, dan dorongan utama dari tindakan tersebut adalah permintaan agar restoran dan bar tutup lebih awal dan tidak menyajikan alkohol.

"Cara orang Jepang, ketika pemerintah menetapkan arah seperti itu, kebanyakan orang akan membantu dan bekerja sama," kata Suga lagi, meskipun beberapa bar tetap buka untuk menentang kebijakan tersbeut.

Rabu (21/7/2021) kemarin jumlah kasus baru Covid-19 di Tokyo melonjak drastis mencapai 1.832 orang, atau kenaikan 680 orang lebih dibandingkan Rabu minggu lalu.

Bahkan seorang profesor penyakit menular Profesor DR Mitsuo Kaku mengingatkan bisa mencapai 3.000 orang per hari.

"Saya pikir Tokyo sedang menghadapi krisis terbesar sejauh ini. Kali ini, ada kemungkinan bisa lebih dari 3.000 orang per hari akan terinfeksi," kata Profesor Kaku, Selasa (20/7/2021).

"Jadi sangat sulit keadaannya nanti. Saya khawatir sekali ada kemungkinan bahwa itu akan menyebar secara nasional, dan saya pikir orang-orang yang relatif muda akan banyak dirawat di rumah sakit secara nasional, sehingga perlu untuk membuat sistem medis dan sistem untuk mencegah suasana kejengkelan di rumah dan perawatan medis hotel," ujarnya.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas