Pentagon Akui 7 Penyerang Presiden Haiti Jovenel Moise Pernah Dilatih di Fort Benning
US Army School of the Americas selama beberapa dekade dipakai untuk memberikan pelatihan khusus kepada milisi sayap dan militer negara asing.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pentagon mengakui tujuh anggota komplotan pembunuh Presiden Haiti Jovenel Moise, menerima pelatihan di AS saat berada di dinas militer Kolombia.
Mereka masuk di program elite Angkatan Darat AS yang alumninya terkenal kerap terlibat kudeta di berbagai wilayah Amerika Latin. Ke-7 orang warga Kolombia itu kini ditahan aparat keamanan Haiti.
"Sejauh ini, kami telah mengidentifikasi tujuh orang yang merupakan mantan anggota militer Kolombia yang telah menerima semacam ... yang didanai AS dan memberikan pendidikan dan pelatihan," kata juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby, Jumat (23/7/2021).
Diwartakan Sputniknews mengutip Voice of America (VOA), pejabat AS yang tak disebutkan namanya menjelaskan pelatihan itu termasuk kepemimpinan militer dan pengembangan profesional, pelatihan medis darurat, perawatan helikopter, dan taktik kontra-narkotika dan kontraterorisme.
Baca juga: Analisis Ahli dari Brasil, Pembunuhan Presiden Haiti Plot AS Cegah Ekspansi Cina di Karibia
Baca juga: Presiden Haiti Jovenel Moise Dibunuh di Rumahnya, Situasi Negara Bergejolak
Pejabat Pentagon mengatakan kepada Voice of America beberapa orang itu juga mengambil kursus di Western Hemisphere Institute for Security Cooperation (WHINSEC) di Fort Benning, Georgia.
Lembaga ini lebih dikenal dengan nama sebelumnya, US Army School of the Americas. Washington telah menggunakan sekolah itu selama beberapa dekade untuk memberikan pelatihan khusus kepada milisi sayap kanan.
Juga pelatihan untuk pasukan militer untuk memerangi kelompok komunis dan sosialis di seluruh Amerika Latin. Lulusan program tersebut telah terlibat dalam beberapa perang saudara dan kudeta paling berdarah di wilayah tersebut.
Termasuk di El Salvador, Nikaragua, Peru, Argentina dan Kolombia. Para jenderal yang memimpin kudeta 2009 melawan Presiden Honduras Manuel Zelaya; banyak pemimpin kudeta 2019 terhadap Presiden Bolivia Evo Morales; dan genosida bangsa Maya di Guatemala.
“Saya tahu tidak ada rencana saat ini sebagai akibat dari apa yang terjadi di Haiti bagi kami untuk mempertimbangkan kembali atau mengubah pelatihan kepemimpinan etis yang sangat berharga ini yang terus kami berikan kepada mitra di belahan barat dan mitra di seluruh dunia,” Kirby.
Komandan WHINSEC Kolonel John Dee Suggs baru-baru ini mengatakan kepada VOA sekolah tersebut telah direformasi.
“Kami hanya akan melatih orang-orang yang memiliki nilai hak asasi manusia yang sama dengan yang kami miliki, yang memiliki nilai demokrasi yang sama dengan yang kami miliki,” kata Suggs kepada outlet media milik negara AS itu.
Pejabat lain menambahkan semua kursus WHINSEC mencakup pelatihan hak asasi manusia dan etika. Klaim yang sama telah dibuat tentang program pelatihan militer AS lainnya juga, seperti yang dilakukan oleh Komando Afrika AS di seluruh Afrika.
Seperti yang dilaporkan Sputnik, pasukan yang dilatih oleh AFRICOM bertanggung jawab atas tujuh kudeta yang berhasil di benua itu dalam 13 tahun sejak komando dibentuk.
Komplotan Pembunuh Bayaran