Pemakaman Presiden Haiti yang Ditembak Mati Diwarnai Kerusuhan, Polisi Diteriaki 'Pembunuh'
Pemakaman Presiden Haiti, Jovenel Moïse pada Jumat (23/7/2021) diwarnai kerusuhan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Pemakaman Presiden Haiti, Jovenel Moïse pada Jumat (23/7/2021) diwarnai kerusuhan.
Sebelumnya, Moise ditembak mati oleh sekelompok orang yang menerobos kediamannya pada 7 Juli 2021 lalu.
Istrinya terluka namun berhasil selamat dan telah menjalani perawatan.
Dilansir BBC, di lokasi prosesi pemakaman terdengar suara tembakan hingga membuat delegasi AS meninggalkan tempat lebih awal.
Meski pihak berwenang menuduh tentara bayaran asing melakukan pembunuhan ini, namun masih ada kecurigaan soal insiden yang menimpa Presiden Haiti.
Baca juga: Pentagon Akui 7 Penyerang Presiden Haiti Jovenel Moise Pernah Dilatih di Fort Benning
Baca juga: Analisis Ahli dari Brasil, Pembunuhan Presiden Haiti Plot AS Cegah Ekspansi Cina di Karibia
Istri mendiang presiden, Martine ikut menghadiri pemakaman suaminya bersama tiga anaknya.
"Menangis untuk keadilan. Kami tidak ingin balas dendam, kami ingin keadilan," kata Martine, dikutip BBC dari Reuters.
Peti mati Presiden Moïse dibawa pasukan berseragam militer.
Bendera Haiti diletakkan di atas peti bersama dengan bunga-bunga putih.
Di luar lokasi pemakaman, pengunjuk rasa bentrok dengan polisi hingga aparat melepaskan gas air mata.
Selain itu, beberapa pejabat menjadi sasaran kemarahan dari masyarakat.
Bahkan Kepala Polisi Leon Charles dituduh sebagai "pembunuh".
Guardian melaporkan, sejumlah orang meneriakkan kata "Pembunuh!" saat kepala polisi nasional itu datang.
Para pelayat ini berteriak dan mengacungkan jari ke tempat duduk para pejabat pemerintahan Haiti dan pejabat dari luar negeri.