140 Warga Palestina Terluka dalam Konfrontasi dengan Pasukan Israel di Tepi Barat
Tentara Israel mengatakan dua tentara juga mengalami "luka ringan" dalam kekerasan pada Jumat (23/7/2021).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 140 warga Palestina dilaporkan terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel di Beita, Tepi Barat yang diduduki, selama protes terhadap pos pemukiman ilegal Israel, kata petugas medis.
Tentara Israel mengatakan dua tentara juga mengalami "luka ringan" dalam kekerasan pada Jumat (23/7/2021).
Melansir Al Jazeera, ratusan warga Palestina berkumpul di Beita, yang terletak di utara Tepi Barat yang diduduki Israel, untuk memprotes pos terdepan ilegal di dekat Eviatar, kata seorang koresponden AFP.
Di daerah itu telah telah terjadi demonstrasi menentang perluasan pemukiman ilegal di tanah Palestina.
Baca juga: Artileri Pasukan Israel Tembaki Lebanon sebagai Balasan Atas 2 Roket yang Lewati Perbatasan
Baca juga: Remaja Palestina Tewas Usai Ditembak Tentara Israel saat Protes atas Permukiman Ilegal di Tepi Barat
Tentara Israel mengatakan bahwa "selama beberapa jam terakhir, kerusuhan terjadi di area pos terdepan Givat Eviatar, selatan Nablus."
"Ratusan warga Palestina melemparkan batu ke pasukan (tentara) IDF, yang merespons dengan cara membubarkan kerusuhan," katanya dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa dua tentara "yang terluka ringan" dibawa ke rumah sakit.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 146 warga Palestina terluka selama bentrokan, termasuk sembilan oleh tembakan langsung, 34 oleh peluru berlapis karet dan 87 oleh gas air mata.
Pemukim Yahudi mendirikan pos terdepan Eviatar ilegal pada awal Mei, membangun rumah beton dan gubuk sederhana dalam hitungan minggu.
Pembangunan itu bertentangan dengan hukum internasional dan Israel dan memicu protes sengit dari warga Palestina yang bersikeras bahwa itu dibangun di tanah mereka.
Namun menyusul kesepakatan yang dicapai dengan pemerintahan baru Perdana Menteri Naftali Bennett, para pemukim meninggalkan pos terdepan pada 2 Juli, sementara bangunan yang mereka bangun tetap berada di bawah penjagaan tentara.
Kementerian pertahanan Israel mengatakan akan mempelajari daerah itu untuk menilai apakah itu bisa, di bawah hukum Israel, dinyatakan sebagai tanah negara.
Jika itu terjadi, Israel kemudian dapat mengizinkan sebuah sekolah agama untuk dibangun di Eviatar, dengan tempat tinggal untuk staf dan siswanya.
Sekitar 475.000 pemukim Yahudi sekarang tinggal di Tepi Barat yang diduduki, yang telah diduduki Israel sejak 1967.
Baca juga: Sorotan Olimpiade Tokyo 2021 Hari Ini: Atlet Algeria Tolak Peluang Lawan Israel Demi Palestina
Baca juga: Israel Akan Mulai Uji Klinis Vaksin Covid-19 Versi Kapsul
Seorang remaja Palestina tewas setelah ditembak oleh tentara Israel saat protes atas permukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki, kata pihak berwenang Palestina, pada Sabtu (24/7/2021).
"Mohammed Munir al-Tamimi (17) menderita luka tembak, sesaat kemudian meninggal di rumah sakit," kata Kementerian Kesehatan Palestina, sehari setelah protes di desa Beita, Palestina.
Melansir Al Jazeera, media Palestina melaporkan, ratusan warga Palestina menghadiri pemakaman remaja itu di Tepi Barat yang diduduki.
Baca juga: PM Bennet: Warga Israel yang Tidak Divaksinasi Akan Ditolak Masuk Ke Sinagoga
Baca juga: Mantan Komisaris Tinggi HAM PBB Selidiki Pelanggaran dalam konflik Israel dan Palestina
Berita lain terkait Israel Serang Jalur Gaza
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)