Perdana Menteri Tunisia Dipecat dan Parlemen Diskors, Imbas Demo Penanganan Covid-19
Presiden Tunisia memecat Perdana Menteri Hicham Mechichi dan menskors parlemen sebagai imbas dari protes atas penanganan pandemi pada Minggu (25/7)
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Fajar Nasucha
Polisi menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa dan menangkap beberapa orang.
Aksi demo berujung bentrokan pecah di beberapa kota lain.
Para pengunjuk rasa juga menyerbu kantor Partai Ennahdha yang berkuasa.
Mereka merusak komputer dan membakar markas lokal partai di Touzeur.
Pihak partai mengecam serangan itu dan menyalahkan "geng kriminal" yang mencoba "menumbuhkan kekacauan dan kehancuran".
Sementara itu Presiden Saied berjanji akan mengerahkan kekuatan militer untuk menanggulangi kekerasan lebih lanjut.
"Saya memperingatkan siapa pun yang berpikir untuk menggunakan senjata dan siapa pun yang menembakkan peluru, angkatan bersenjata akan merespons dengan peluru," katanya.
Dia mengatakan konstitusi mengizinkannya untuk menangguhkan parlemen jika dalam kondisi "berbahaya".
Baca juga: Norwegia, China, dan Tunisia Sepakat Minta Israel dan Hamas untuk Segera Hentikan Konflik
Baca juga: Kapal Tenggelam di Lepas Pantai Tunisia, 41 Orang Dikabarkan Tewas
Namun Ketua Parlemen Tunisia, Rached Ghannouchi menuduh presiden melakukan "kudeta terhadap revolusi dan konstitusi".
Kasus Covid-19 di Tunisia meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir.
Kondisi ini memberikan tekanan lebih lanjut pada perekonomian dalam negeri.
Perdana Menteri Hichem Mechichi memecat menteri kesehatan minggu lalu.
Sayangnya upaya ini tidak banyak membantu meredakan kemarahan masyarakat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)