Pidato PM Malaysia di Parlemen: Jangan Bertengkar dan Cari Kesalahan, Mari Bersatu Hadapi Covid-19
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengajak parlemen tidak bertengkar dan mencari kesalahan, tapi bersatu menyelamatkan rakyat menghadapi Covid
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengakui kekhawatiran masyarakat menyusul meningkatnya jumlah kasus baru Covid-19 belakangan ini.
Muhyiddin meyakinkan bahwa pemerintah melakukan segala yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini, termasuk meningkatkan tingkat vaksinasi negara itu.
"Malaysia adalah salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tercepat. Benar, pemerintah ini tidak sempurna. Tetapi kebenaran lain adalah bahwa pemerintah saat ini tidak duduk berpeluk tubuh dan melihat rakyat menderita,” katanya dalam pidato di sidang parlemen, Rabu (26/7).
Ia mengatakan, pemerintah selalu bergerak maju dan bertindak menyelamatkan hidup dan mata pencaharian masyarakat.
“Yang penting kita tetap bersatu menghadapi masa-masa sulit ini. Kita tidak perlu bertengkar atau mencari-cari kesalahan karena di luar sana ada orang-orang yang menderita, ayah tanpa penghasilan, anak-anak menghadapi kesulitan, sementara garda depan terus memikul beban dengan rumah sakit di bawah tekanan,” katanya, seperti dikutip dari New Straits Times.
Baca juga: Malaysia Tak Akan Perpanjang Keadaan Darurat Setelah 1 Agustus, Parlemen Bersidang Tanpa Debat
Baca juga: Malaysia Catat Rekor 17.045 Kasus Baru Covid-19, Tertinggi Tiga Hari Berturut-turut Saat Lockdown
“Mari bersatu padu, kita prajurit untuk mengamankan keberhasilan dalam setiap usaha,” katanya dalam pernyataannya oleh menteri saat rapat khusus sesi ke-3 DPR ke-14 hari ini.
Perdana menteri juga meminta warga Malaysia merangkul normal baru. Ia merujuk pada penggunaan masker wajah, sanitiser, dan menerapkan kebersihan pribadi yang baik setiap saat dan ke mana pun mereka pergi.
“Saya juga mengimbau kepada masyarakat agar cepat mendapatkan vaksinasi. Apapun mereknya, vaksin tetap efektif di masa pandemi ini dan merupakan pendekatan terbaik untuk melindungi nyawa,” kata Muhyiddin.
Hingga kemarin, dilaporkan 17.317.553 dosis vaksin telah diberikan secara nasional di bawah Program Imunisasi Nasional (NIP) Covid-19 sejak dimulai 24 Februari lalu.
Menteri Kesehatan Dr Adham Baba, dalam posting Twitter-nya, mengatakan hingga kemarin, 5.519.845 penerima atau 16,9 persen dari populasi telah menyelesaikan kedua dosis vaksin.
Baca juga: Parlemen Malaysia Dilanjutkan setelah Ditangguhkan 7 Bulan, Tidak Ada Sesi Debat
Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Bertambah, Malaysia dan Hanoi Vietnam Kembali Terapkan Lockdown
"Sekitar 36,1 persen, atau 11.797.708 penerima telah menerima dosis pertama." dia berkata.
Ekonomi Dibuka
Dalam sidang khusus parlemen hari ini, Muhyiddin memberi pengarahan tentang Rencana Pemulihan Nasional (NRP), tentang bagaimana pemerintah akan keluar dari pembatasan pergerakan yang berlaku nasional sejak Mei lalu.
Muhyiddin berharap Malaysia bisa membuka kembali ekonomi dan mencabut kontrol pergerakan untuk sebagian besar negara bagian pada awal Oktober, ketika negara itu meningkatkan program imunisasi Covid-19.
“Insya Allah, dengan upaya berkelanjutan untuk mendorong proses pemulihan dan program imunisasi berjalan lancar, kami berharap sebagian besar negara bagian akan memasuki fase keempat pada awal Oktober,” katanya, seperti dikutip dari The Straits Times.
Muhyiddin mengatakan pemerintah akan terus memantau situasi di setiap negara bagian dengan cermat, termasuk mengambil tindakan intervensi yang diperlukan.
Baca juga: Covid-19 di Malaysia Melonjak, 20.000 Dokter Muda Ancam Mogok Kerja
Baca juga: Warga Malaysia di Singapura Ajukan Petisi agar Bisa Pulang Tanpa Menjalani Karantina Berbayar
"Selain itu, pemerintah akan terus melakukan penilaian risiko termasuk menilai kesiapan setiap negara untuk pindah ke fase dua, tiga atau empat," katanya.
Malaysia telah mencatatkan infeksi harian melonjak meskipun sebagian besar sektor ekonomi ditutup dan membuat orang tetap di rumah.
Hari Minggu (25/7) kemarin, tercatat 17.045 kasus baru yang merupakan rekor tertinggi tiga hari berturut-turut.
Penambahan kasus baru itu membuat jumlah total kasus di atas angka satu juta sejak Pandemi Covid-19 dimulai.
Namun Infeksi harian turun sedikit menjadi 14.516 kasus pada hari Senin (26/7) ini.
Baca juga: Tak Hanya Indonesia, Kasus Covid-19 Juga Melonjak Tajam di Malaysia, Thailand, Vietnam dan Myanmar
Baca juga: Diminta Mundur oleh UMNO, PM Muhyiddin Kini Dapat Dukungan Penuh dari Kabinet Malaysia
Wilayah Lembah Klang - yang terdiri dari ibu kota Malaysia Kuala Lumpur dan negara bagian Selangor yang paling padat penduduknya - terus menyumbang sebagian besar infeksi.
Negara bagian Johor mengalami lonjakan kasus menjadi 1.449, melampaui kasus di Kuala Lumpur.
Memperhatikan bahwa kasus dapat melonjak di daerah-daerah tertentu, Muhyiddin mengatakan pemerintah akan bergerak untuk memperketat pembatasan pergerakan berdasarkan wilayah, alih-alih menerapkan pembatasan menyeluruh di seluruh negara bagian atau teritori.
Pada hari Minggu, 5,4 juta orang, mewakili 16,5 persen dari populasi negara itu, telah menerima kedua dosis vaksin Covid-19. Lebih dari 11,5 juta orang, atau 35,2 persen dari populasi, telah menerima setidaknya satu dosis. (Tribunnews.com/NST/TST/Hasanah Samhudi)