Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Corona Muncul Lagi, Wuhan akan Lakukan Tes Covid-19 kepada Seluruh Populasi

Pemerintah Wuhan, Provinsi Hubei, China akan melakukan pengujian besar-besaran kepada seluruh populasi karena kemunculan kasus Covid-19 baru.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Kasus Corona Muncul Lagi, Wuhan akan Lakukan Tes Covid-19 kepada Seluruh Populasi
AFP
Warga Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah, membeli bahan kebutuhan di supermarket Selasa (3/8/2021), ketika pihak berwenang akan melakukan uji Covid-19 terhadap seluruh warga kota itu. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Wuhan, Provinsi Hubei, China akan melakukan pengujian besar-besaran kepada seluruh populasi karena kemunculan kasus Covid-19 baru.

Dilansir BBC, Kota Wuhan, yang pertama melaporkan kasus virus corona, memiliki 7 kasus Covid-19 lokal saat ini. 

Ini merupakan penularan lokal pertama Wuhan setelah lebih dari setahun.

Wilayah dengan 11 juta penduduk ini menjadi sorotan setelah virus corona pertama kali terdeteksi di sana pada 2019.

Saat ini, China mengalami lonjakan infeksi dengan 300 kasus terdeteksi dalam 10 hari.

Baca juga: Infeksi Covid-19 di China Melonjak, Penularan Virus di Nanjing Disebut Paling Parah setelah Wuhan

Baca juga: Benarkah Amerika yang Biayai Penelitian Virus Corona di Wuhan?

Foto ini diambil pada 13 Juni 2021 menunjukkan hampir 11.000 wisudawan, termasuk lebih dari 2000 mahasiswa yang tidak dapat menghadiri upacara wisuda tahun lalu karena wabah virus corona Covid-19, menghadiri upacara wisuda di Central China Normal University di Wuhan, China. provinsi Hubei tengah.
Foto ini diambil pada 13 Juni 2021 menunjukkan hampir 11.000 wisudawan, termasuk lebih dari 2000 mahasiswa yang tidak dapat menghadiri upacara wisuda tahun lalu karena wabah virus corona Covid-19, menghadiri upacara wisuda di Central China Normal University di Wuhan, Provinsi Hubei tengah, China. (STR / AFP)

Sekitar 15 provinsi telah melaporkan kemunculan kasus Covid-19 baru.

Pemerintah China langsung meluncurkan program tes Covid-19 massal dan lockdown.

BERITA TERKAIT

Pemerintah mengaitkan kenaikan kasus infeksi ini dengan varian Delta yang kini telah menyebar di hampir semua negara di dunia dan musim liburan domestik.

Diketahui pada Selasa, China melaporkan 90 kasus Covid-19 baru.

Komisi Kesehatan Nasional mengatakan, 61 di antaranya ditularkan secara lokal, naik dari 55 kasus lokal sehari sebelumnya.

Penyebaran infeksi Covid-19 yang terjadi saat ini, pertama kali terdeteksi dari pekerja di Bandara di Nanjing.

Pihak berwenang melakukan pengujian kepada 9,2 juta penduduk Nanjing sebanyak tiga kali dan memberlakukan lockdown.

Namun selama akhir pekan, banyak kasus Covid-19 baru muncul dari tujuan wisata populer Zhangjiajie di Provinsi Hunan.

Anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul virus corona Covid-19, mengenakan alat pelindung terlihat selama kunjungan mereka ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hewan Hubei di Wuhan, Provinsi Hubei tengah China pada 2 Februari 2021 .
Anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul virus corona Covid-19, mengenakan alat pelindung terlihat selama kunjungan mereka ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hewan Hubei di Wuhan, Provinsi Hubei tengah China pada 2 Februari 2021 . (Hector RETAMAL / AFP)

Wisatawan dari Nanjing diperkirakan telah mengunjungi kota itu baru-baru ini.

Pejabat kesehatan menduga klaster ini muncul dari sebuah teater di Zhangjiajie.

Sekarang otoritas berusaha melacak sekitar 5.000 orang yang menghadiri pertunjukan itu yang kemudian melakukan perjalanan kembali ke kota asal mereka.

"Zhangjiajie sekarang telah menjadi titik nol baru untuk penyebaran epidemi China," kata Zhong Nanshan, pakar penyakit pernapasan terkemuka China.

Kasus penularan lokal baru juga telah mencapai Ibu Kota Beijing.

Inggris: Program Vaksinasi Mungkin Berlanjut karena Kemanjuran Vaksin Berkurang Seiring Waktu

Ilmuwan Inggris mengatakan bahwa perlindungan vaksin terhadap virus corona dan mutasi yang lebih kuat kemungkinan besar akan berkurang seiring waktu.

Sehingga, program vaksinasi Covid-19 akan berlanjut selama bertahun-tahun yang akan datang.

"Sangat mungkin bahwa vaksin yang menginduksi kekebalan terhadap infeksi SARS-CoV-2, dan penyakit yang berpotensi parah (tetapi mungkin pada tingkat yang lebih rendah) akan berkurang seiring waktu," bunyi ringkasan dari dokumen yang dipertimbangkan oleh Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (SAGE), dikutip dari Reuters

SAGE merupakan kelompok penasihat pemerintah Inggris terkait pandemi Covid-19.

"Oleh karena itu, kemungkinan akan ada program vaksinasi terhadap SARS-CoV-2 selama bertahun-tahun yang akan datang."

"Tetapi saat ini kami tidak tahu frekuensi optimal yang diperlukan untuk vaksinasi ulang guna melindungi mereka yang rentan dari Covid-19," bunyi laporan itu.

Dokumen bertajuk "How long will vaccines continue to protect against COVID?" ditulis oleh ahli virus dan epidemiolog terkemuka dari Imperial College London, Universitas Birmingham, dan Public Health England.

Diketahui Inggris menggunakan tiga jenis vaksin untuk program vaksinasi nasional.

Diantaranya Oxford-AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, dan Moderna.

Berdasarkan data, vaksin ini 95% efektif melindungi dari Covid-19 dan varian Alpha yang mendominasi kasus corona di Inggris pada awal 2021 lalu, menurut ilmuwan.

Kendati demikian, kemampuan vaksin ini untuk melindungi dari infeksi dan penularan selanjutnya lebih rendah.

Para ilmuwan mengatakan, mungkin efektivitas vaksin terhadap penyakit parah tetap tinggi, namun perlindungan dari gejala ringan dan infeksi dapat menurun seiring waktu.

Israel justru telah meluncurkan program vaksinasi ketiga pertama di dunia.

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Freepik)

Baca juga: Tanggapi Ancaman AS-Inggris, Iran Peringatkan Akan Membalas Jika Keamanan Negara Terancam

Baca juga: Didesak Sektor Industri, Inggris Longgarkan Aturan Pembatasan Perjalanan  

Vaksin dosis ketiga ini ditujukan untuk para lansia 60 tahun ke atas.

Mereka akan disuntik dengan Pfizer-BioNTech untuk mencegah masifnya penyebaran varian Delta.

Sejak munculnya varian Delta, Kementerian Kesehatan Israel dua kali melaporkan penurunan kemanjuran vaksin terhadap infeksi dan sedikit penurunan perlindungannya terhadap penyakit parah.

Dalam laporan terpisah kepada pemerintah Inggris pada 22 Juli, para ilmuwan mengatakan ada "kemungkinan realistis" bahwa akan muncul strain baru yang dapat menyebabkan penyakit parah atau mengurangi kemanjuran vaksin saat ini.

Berita terkait Virus Corona

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas