Kasus Covid-19 Kembali Muncul, China Berlakukan Lockdown dan Pembatasan Perjalanan
Pemerintah China memberlakukan lockdown dan pembatasan perjalanan di 31 daerah setingkat provinsi setelah kasus Covid-19 kembali muncul
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - China memberlakukan pembatasan perjalanan besar-besaran untuk menahan penyebaran virus corona varian Delta.
Kantor berita China, Xinhua, melaporkan, pembatasan termasuk penutupan sementara bandara dan peringatan perjalanan bagi warga ke tempat lain di seluruh negeri.
Disebutkan, warga di 31 wilayah setingkat provinsi di China diimbau tidak keluar rumah kecuali diperlukan, dan tidak pergi ke tempat berisiko sedang dan tinggi Covid-19.
Pejabat di China Railway Beijing Gorup Co Ltd, Cui Wei, mengatakan Selasa (3/8/2021) dua puluh tiga stasiun kereta api telah menghentikan penjualan tiket untuk penumpang tujuan Beijing yang berangkat dari stasiun ini.
Ibu kota China telah menangguhkan 13 kereta api ke Nanjing dan Yangzhou di Provinsi Jiangsu, Zhengzhou di Provinsi Henan dan Zhangjiajie di Provinsi Hunan.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, China Akan Lakukan Tes Terhadap Seluruh Warga Wuhan
Baca juga: China Alami Gelombang Baru Covid-19 akibat Varian Delta, Pembatasan Perjalanan Diberlakukan
“Agen perjalanan online dan offline harus melacak informasi epidemi tujuan dan tidak mengirim pengunjung dari daerah dengan risiko Covid-19 sedang dan tinggi,” kata surat edaran yang dikeluarkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Selasa (3/8/2021).
Semua penerbangan di bandara di Nanjing, ibu kota Jiangsu, dan Yangzhou telah ditangguhkan. Sembilan stasiun bus jarak jauh di Nanjing dan layanan bus umum di Yangzhou juga ditangguhkan.
Komisi Kesehatan Nasional mengatakan dalam laporan hariannya pada hari Selasa bahwa ada 61 kasus baru Covid-19 yang ditularkan secara lokal.
Juga disebutkan, hingga Senin, 1.157 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi berada di rumah sakit di daratan, termasuk 698 yang diimpor.
Hingga Selasa sore, tercatat empat area dengan berisiko tinggi dan 125 area berisiko sedang Covid-19.
Baca juga: Wabah Varian Delta Menyebar ke 15 Kota di China, Terdeteksi Pertama Kali pada 20 Juli 2021
Baca juga: Covid-19 Varian Delta Menyebar di China, Bermula dari Nanjing
Pemerintah China meningkatkan pencegahan dan pengendalian epidemi setelah Beijing melihat munculnya kembali Covid-19 pada 27 Juli lalu.
Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Beijing, Pang Xinghuo, mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin bahwa pencegahan dan pengendalian epidemi kembali pada tahap kritis, karena infeksi cluster telah dilaporkan di banyak daerah di China.
Beijing pada hari Minggu memberlakukan kontrol masuk dan keluar yang ketat, meminta semua penduduk untuk meminimalkan perjalanan mereka dan menghindari pertemuan.
Varian Delta
Wabah Covid-19 baru yang melanda seluruh China yang dimulai di bandara Nanjing kini telah menyebar ke setidaknya 14 provinsi dan wilayah.
Varian Delta yang sangat menular, yang menurut pejabat kesehatan bertanggung jawab atas infeksi terbaru, telah sangat menguji langkah-langkah pengendalian negara itu, di antara yang paling ketat di dunia.
Baca juga: China Laporkan Lonjakan Kasus Baru Covid-19
Baca juga: Miliarder Vokal China Sun Dawu Divonis 18 Tahun Penjara Karena Memprovokasi
Penerbangan Air China dari Rusia diyakini telah memicu klaster baru infeksi Covid-19.
Dikutip dari The Straits Times, petugas kebersihan di Bandara Lukou Nanjing, pusat penerbangan regional, terinfeksi saat membersihkan pesawat tanpa mematuhi protokol perlindungan pribadi.
Petugas kebersihan yang menangani penerbangan internasional dan domestik juga tidak dipisahkan sehingga memungkinkan terjadinya infeksi silang di bandara yang kemudian menyebar ke masyarakat dan kota-kota sekitarnya.
Penumpang yang terinfeksi di bandara melanjutkan perjalanan ke Zhangjiajie, tempat wisata populer di Provinsi Hunan tengah, tempat pembuatan film Avatar.
Ketika turis yang terinfeksi menghadiri pertunjukan budaya luar ruangan, itu menciptakan kelompok besar yang menyebar ke seluruh negeri, termasuk ke ibu kota Beijing. (Tribunnews.com/Xinhua/TST/Hasanah Samhudi)