Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Covid-19 di Tokyo Jepang Bulan Agustus Diperkirakan Lebih dari 10.000 Per Hari

Para dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Jepang sudah meminta pemerintah pusat agar melakukan Deklarasi Darurat ke semua tempat di Jepang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kasus Covid-19 di Tokyo Jepang Bulan Agustus Diperkirakan Lebih dari 10.000 Per Hari
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Prakiraan para ahli penyakit menular Jepang tanggal 18 Agustus akan mencapai lebih dari 10.000 orang (10.909 orang) per hari yang terinfeksi corona, 90persen akibat varian Delta. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah kasus Covid-19 di Tokyo Jepang kian meningkat akhir-akhir ini. Bahkan pada tanggal 18 Agustus kasus Covid-19 di Tokyo diperkirakan akan mencapai lebih dari 10.000 orang per hari.

Para dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Jepang sudah meminta pemerintah pusat agar melakukan Deklarasi Darurat (PSBB) ke semua tempat di Jepang.

"Jepang saat ini memasuki masa kritis virus corona, bahaya sebenarnya karena meningkat sangat pesat terutama di kota besar seperti Tokyo," papar Profesor Yoshihito Niki, Wakil Direktur Pusat Pernafasan, Rumah Sakit Kurashiki Daiichi, Profesor Penyakit Menular Klinis, Sekolah Kedokteran Universitas Showa Jepang dalam acara di Fuji TV, Jumat (6/8/2021).

Profesor Niki juga melihat masih banyak anak muda terutama usia 20 sampai 40 tahun yang belum mau divaksinasi di Jepang.

"Saat ini masih banyak anak muda yang belum mau divaksinasi di Jepang. Diharapkan secepat mungkin divaksinasi agar dapat mengantisipasi virus corona yang menyebar saat ini," tambahnya.

Selain itu di musim liburan musim panas ini, masyarakat diminta untuk tidak mudik ke kampung halaman.

Berita Rekomendasi

"Arus manusia yang berbondong mudik pulang kampung itu juga menimbulkan resiko infeksi yang besar. Jadi baiknya menahan diri dulu di rumah sampai semua telah divaksinasi," kata dia.

Jumlah orang terinfeksi virus corona dengan gejala ringan dan melakukan isolasi mandiri di rumah ternyata telah meningkat 14 kali lipat dalam sebulan terakhir, khususnya di Tokyo.

"Kini data mungkin 16.900 katakan saja 20.000 orang berada di rumah untuk isolasi mandiri. Padahal sebulan sebelumnya hanya seper 14 kalinya lebih kecil jumlahnya. Kalau saja ini tak ditangani dengan baik, monitoring para dokter ke rumah-rumah ini sangat bahaya akan lari ke rumah sakit mereka karena bisa saja semakin parah," kata dia.

Baca juga: Profesor Jepang Prihatin Dengan Jumlah Infeksi yang Tersebar Sangat Banyak di Indonesia

Profesor Niki melihat kritis di bidang medis harus dihindarkan dan saat ini mulai banyak pasien berat masuk ke rumah sakit.

"Kalau sampai keadaan rumah sakit kritis, tentu saja akan bahaya, jumlah orang meninggal akan semakin besar nantinya," ujarnya.

Diakuinya jumlah orang yang meninggal terutama kalangan usia lanjut semakin sedikit.

Kalau dulu sekitar 3 Februari 2021 sebanyak 32 orang meninggal per hari, kini 1 orang meninggal per hari.

"Hal ini berkat atau dampak dari vaksinasi yang sudah terlihat baik, sangat membantu. Tetapi kalau keadaan rumah sakit kritis, dokter kewalahan, pasien tak ada tempat untuk dirawat, ini bahaya sekali dan kemungkinan meninggal pasien juga semakin tinggi," ujarnya.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas