Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Bongkar Rencana Pembunuhan Dubes Myanmar untuk PBB yang Anti-Junta, Dua Orang Ditangkap

Amerika Serikat membongkar rencana pembunuhan terhadap Duta Besar Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menangkap dua orang tersangka.

Editor: hasanah samhudi
zoom-in AS Bongkar Rencana Pembunuhan Dubes Myanmar untuk PBB yang Anti-Junta, Dua Orang Ditangkap
AFP
FOTO DOKUMENTASI: Pengunjuk rasa mengenakan jas hujan untuk melindungi diri dari meriam air polisi saat mereka berdemo menentang kudeta militer di Yangon, 9 Februari 2021. Duta Besar Myanmar untuk PBB memperingatkan badan dunia itu tentang laporan pembantaian oleh militer. 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Amerika Serikat membongkar rencana menyerang dan membunuh Duta Besar Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kyaw Moe Tun.

Para pejabat AS mengatakan, dalam dugaan konspirasi yang digagalkan oleh penyelidik AS, pasangan itu berbicara tentang menyewa pembunuh bayaran yang akan memaksa Kyaw Moe Tun untuk mengundurkan diri atau, jika dia menolak, untuk membunuhnya.

Kyaw Moe Tun adalah Duta Besar Myanmar untuk PBB, pendukung gerakan demokrasi yang vokal di negara itu.

 Ia menolak mundur setelah junta militer mengambilalih kekuasaan. Badan dunia PBB masih mengakui Dubes ini.

Jaksa AS untuk distrik selatan New York, Audrey Strauss, mengatakan, dua orang tersebut berkomplot untuk melukai atau membunuh Dubes Myanmar untuk PBB dalam serangan yang direncanakan terhadap seorang pejabat asing yang akan terjadi di tanah Amerika".

Baca juga: Diplomat Myanmar Ingatkan PBB Tentang Dugaan Pembantaian Oleh Militer

Baca juga: Menlu Brunei Erywan Yusof Ditunjuk Jadi Utusan Khusus ASEAN untuk Bantu Akhiri Krisis di Myanmar

Sementara Jacqueline Maguire, penjabat Asisten Direktur Biro Penyelidik Federal (FBI) AS, mengatakan penegak hukum bertindak cepat setelah mengetahui potensi pembunuhan yang direncanakan di Westchester County, daerah pinggiran utara New York City tempat duta besar itu tinggal.

Berdasarkan dokumen pengadilan, FBI menerima informasi pada hari Selasa (3/8/2021) lalu.

Berita Rekomendasi

"Hukum kami berlaku untuk semua orang di negara kami, dan orang-orang ini sekarang akan menghadapi konsekuensi karena diduga melanggar hukum itu," kata Maguire dalam sebuah pernyataan.

Tersangka Phyo Hein Htut (28) dan Ye Hein Zaw (20) didakwa di pengadilan federal di Westchester dengan tuduhan yang membuat mereka bisa dijatuhi hukuman hingga lima tahun penjara.

Masih belum jelas apa hubungan para tersangka dengan pemerintah militer, yang pada 1 Februari menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.

Baca juga: Jenderal Min Aung Hlaing Jadi Perdana Menteri, Militer Myanmar Bakal Berkuasa hingga 2023

Baca juga: 6 Bulan Kudeta Myanmar, Junta Janjikan Pemilu, Sebut akan Akhiri Darurat Militer pada Agustus 2023

Dokumen menyebutkan, jaksa mengatakan, Phyo Hein Htut telah berhubungan dengan seorang pedagang senjata di Thailand yang berurusan dengan militer di Myanmar.

Keduanya berbicara melalui layanan obrolan video FaceTime.

Sementara Phyo Hein Htut berada di dalam misi PBB Myanmar di New York.

Disebutkan, pedagang senjata berbicara kepada Phyo Hein Htut tentang menyewa penyerang untuk rencana itu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas