China akan Danai Proyek Junta Militer Myanmar, Beda Sikap dari Negara Barat
China akan mengirimkan dana lebih dari 6 juta dolar kepada junta militer Myanmar untuk mendanai proyek pembangunan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
"Setelah kudeta 1 Februari, orang-orang dari Burma terus meninggalkan rumah mereka karena kekerasan yang sedang berlangsung," tambahnya.
Enam bulan setelah tentara merebut kekuasaan, ekonomi Myanmar runtuh.
Selain itu, sistem kesehatan di negara ini semakin melemah akibat lonjakan kasus virus corona.
Militer Berusaha Melegitimasi Kekuasaan
Utusan Khusus PBB untuk Myanmar pada Selasa (10/8/2021), mengatakan pemimpin militer tampaknya ingin mengkonsolidasikan kekuasaan setelah 6 bulan kudeta.
Christine Schraner Burgener mengatakan situasi di Myanmar sangat mengkhawatirkan di tengah gelombang ketiga Covid-19.
Pekan lalu, jenderal senior militer Min Aung Hlaing mengumumkan bahwa dia mengangkat dirinya sendiri sebagai Perdana Menteri.
Panglima militer itu juga berjanji mengadakan pemilihan umum pada 2023.
Baca juga: Duta Besar Myanmar untuk PBB Dipecat hingga Dapat Beberapa Ancaman dari Junta
Baca juga: Politikus PAN: Pemerintah Indonesia Seolah tidak Berdaya Menolak Kedatangan TKA dari China
Burgener mengatakan, Min Aung Hlaing nampaknya ingin memperkuat kekuasaannya di Myanmar.
Dia juga khawatir partai Aung San Suu Kyi, Liga Demokrasi Nasional (NLD) akan dibubarkan secara paksa.
"Ini adalah upaya untuk mempromosikan legitimasi terhadap kurangnya tindakan internasional yang diambil," katanya, dikutip dari laman resmi PBB.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)