Profesor Jepang: Infektivitas Semakin Kuat, Tetapi Tidak Ada yang Disebut Infeksi Udara
Profesor Shigeru Omi, ketua subkomite pengendalian infeksi virus corona pemerintah Jepang menekankan infektivitas semakin kuat di Jepang.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Profesor Shigeru Omi, ketua subkomite pengendalian infeksi virus corona pemerintah Jepang menekankan infektivitas semakin kuat di Jepang.
Tetapi tidak ada yang disebut Infeksi udara kalau cuma jalan-jalan di tempat terbuka seperti di taman. Kecuali melanggar tiga kepadatan protokol kesehatan yang telah dihimbau selama ini.
"Memang benar bahwa infektivitas semakin kuat, tetapi tidak ada yang disebut" infeksi udara "yang dapat ditularkan hanya dengan melewati jalan. Namun kalau melanggar tiga kepadatan yang telah ditetapkan dalam protokol kesehatan menjadi berisiko infeksi tinggi," paparnya kemarin malam (10/8/2021).
Seperti sebelumnya, ini adalah tempat di mana banyak orang berkumpul karena ventilasi yang buruk, barulah terjadi infeksi, tekannya.
Namun, karena peningkatan infektivitas, ada beberapa laporan infeksi seperti lantai penjualan bawah tanah department store, tempat pemotongan rambut sebagai lokasi kejadian, dan tempat sekolah belajar. Infeksi sebenarnya terjadi di tempat kejadian juga.
"Perlu lebih berhati-hati dari sebelumnya untuk mengambil tindakan seperti memakai masker, ventilasi, dan menghindari 3 kepadatan yang telah diambil secara individual," tekannya lagi.
Selain itu, Ketua Omi mengatakan bahwa "infeksi terobosan", di mana infeksi dikonfirmasi lebih dari dua minggu setelah vaksinasi, telah dilaporkan di Jepang dan luar negeri.
Artinya, memiliki efek yang cukup besar dalam mencegah kematian setelah di vaksinasi. Dibandingkan dengan itu, efek mencegah timbulnya dan infeksi mungkin sedikit berkurang. Ini juga berarti bahwa orang yang telah divaksinasi melindungi dirinya sendiri dan orang lain.
"Saya ingin Anda memakai masker untuk sementara waktu untuk melindungi diri sendiri dan sekaligus juga melindungi orang lain," tembahnya.
Di Tokyo pada hari Rabu ini (11/8/2021) di mana infeksi virus corona baru terus menyebar dengan cepat, 4.200 infeksi baru dikonfirmasi hari ini (11/8/2021). Di sisi lain, jumlah pasien sakit parah pada tanggal 11 Agustus, yang dihitung berdasarkan standar Tokyo, adalah 197, yang merupakan rekor tertinggi setelah tanggal 10 Agustus. Sekitar 90% terinfeksi karena Varian Delta virus corona.
Sedangkan di Prefektur Saitama mengumumkan bahwa 3398 orang baru telah dikonfirmasi terinfeksi virus yang memiliki mutasi "L452R" yang dikonfirmasi sebagai varian Delta. Tingkat positifnya adalah 85,4%, dan prefektur mengatakan bahwa infeksi didominasi oleh varian Delta.
Sementara itu Beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.