Pejabat AS: Taliban Bisa Kuasai Ibu Kota Afghanistan dalam 90 Hari
Pejabat AS memperingatkan ibu kota negara, Kabul, sebagai pusat pemerintah Afghanistan bisa jatuh dalam kekuasaan Taliban hanya dalam 90 hari.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
Kepada Al Jazeera pada Rabu (11/8/2021), Jenderal Mirzakwal mengatakan pemerintah mempersenjatai kelompok-kelompok lokal sebagai bagian dari rencana tiga fase untuk mendorong kembali serangan Taliban.
Mirzakwal menyebut pemerintah memberikan dukungan kepada milisi sukarelawan lokal yang dikenal sebagai "gerakan pemberontakan".
Pejabat ini mengatakan pemerintah pusat mendelegasikan kekuasaan kepada para pemimpin lokal untuk merekrut dan mempersenjatai warga untuk memerangi Taliban.
Terkait situasi Taliban saat ini, Menteri Mirzakwal menilai pemerintah mengalami banyak kekalahan karena kehilangan kendali atas jalan-jalan utama.
Sehingga banyak wilayah yang harus dipasok dari jalur udara, sementara AS melakukan penarikan pasukan.
"Kami memiliki dukungan udara yang sangat terbatas, helikopter-helikopter sibuk dengan memindahkan pasokan dan mengevakuasi pasukan kami yang tewas dan terluka," ujarnya.
Awal Mula Perang Afghanistan
Koalisi internasional pimpinan AS melakukan invasi ke Afghanistan sebagai tanggapan serangan 9/11 di tahun 2001 di New York dan Washington.
Serangan itu disebut dilakukan oleh kelompok Al Qaeda.
Kelompok militan Taliban diyakini menyembunyikan Osama bin Laden, pemimpin al-Qaeda.
Saat itu Taliban tengah menguasai Kota Kabul.
Baca juga: Detik-detik Taliban Kuasai Afghanistan, Biden Mengaku Tak Menyesal Tarik Pasukan AS
Baca juga: Pertempuran Jalanan Berkecamuk di Laskhar Gah, AS dan Inggris Tuduh Taliban Bantai Warga Sipil
Pasukan AS dengan cepat mengambil alih Kabul dan kota-kota besar lainnya.
Selama dua dekade hingga tahun ini, militer AS dan sekutu terus melakukan perlawanan untuk mengalahkan para pejuang Taliban.
Diketahui awal tahun ini, Biden berjanji menarik semua pasukan pada akhir Agustus untuk mengakhiri Perang Afghanistan, perang yang disebut terpanjang dalam sejarah AS.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)