AS Bersiap Ambil Alih Bandara Kabul, Tambah Pasukan Jadi 6.000 Tentara
AS meningkatkan kehadiran militernya menjadi 6.000 tentara untuk mengamankan evakuasi bagi personel AS dan sekutunya.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNEWS.COM, KABUL - Amerika Serikat (AS) akan menetapkan kendali terkait lalu lintas udara di Kabul, ibu kota Afghanistan dan meningkatkan kehadiran militernya menjadi 6.000 tentara untuk mengamankan evakuasi bagi personel AS dan sekutunya.
Pernyataan ini disampaikan Departemen Luar Negeri AS dan Pentagon pada hari Minggu waktu setempat.
"Selama 48 jam ke depan, kami akan memperluas kehadiran keamanan kami menjadi hampir 6.000 tentara, dengan misi yang hanya berfokus pada memfasilitasi upaya ini dan akan mengambil alih kendali lalu lintas udara," bunyi pernyataan itu.
Dikutip dari Sputnik News, Senin (16/8/2021), para pejabat AS mencatat bahwa ribuan warga Amerika yang telah tinggal di Afghanistan, staf misi AS yang dipekerjakan secara lokal di Kabul dan keluarga mereka serta warga negara Afghanistan yang berisiko lainnya akan dibawa keluar dari Afghanistan selama beberapa hari ke depan.
Baca juga: Kabur saat Taliban Kuasai Negara, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Disebut Berkhianat dan Memalukan
Militer Amerika juga siap untuk mengevakuasi ribuan warga Afghanistan yang memenuhi syarat dalam mendapatkan Visa Imigran Khusus AS, sebanyak hampir 2.000 diantaranya telah tiba di AS selama dua pekan terakhir.
Baca juga: Taliban Klaim Berhasil Akhiri Perang 20 Tahun di Afghanistan, Trump: Itu Memalukan Buat Joe Biden
Sementara situasi di bandara internasional Kabul telah memburuk, karena ratusan orang terlihat bergegas keluar dari terminal menuju pesawat dalam upaya mereka untuk meninggalkan negara itu.
Baca juga: Taliban Nyatakan Perang di Afghanistan Telah Berakhir, Dubes AS Dilarikan ke Bandara
Bandara tersebut saat ini merupakan satu-satunya fasilitas udara yang layak, namun semua penerbangan komersial dilaporkan telah dilarang beroperasi, mulai 15 Agustus 2021.
Pada hari Minggu kemarin, Taliban melakukan langkah terakhir dari upaya pengambilalihan yang sangat cepat, saat para ekstremis itu merebut ibu kota Afghanistan.
Di sisi lain, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani langsung meninggalkan negara itu pada hari yang sama setelah memutuskan untuk 'undur diri' dan melepaskan kekuasaannya.
Sejauh ini, Taliban dilaporkan telah menguasai hampir semua bagian negara tersebut.
Sebelumnya pada hari Sabtu lalu, Presiden AS Joe Biden memerintahkan pengerahan 1.000 tentara Amerika tambahan.
Sedangkan total pasukan yang dikirim untuk misi evakuasi itu sebelumnya telah mencapai 5.000.
Langkah ini dilaporkan difokuskan untuk membantu upaya penarikan yang tertib dan aman para personel Amerika dan warga Afghanistan yang selama ini telah bekerja mendukung misi AS di negara tersebut.