Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jusuf Kalla Pastikan KBRI di Afghanistan Tak akan Diusik, Meski Kabul Sudah Jatuh di Tangan Taliban

Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK) memastikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Afghanistan, Kabul tidak akan diusik

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Miftah
zoom-in Jusuf Kalla Pastikan KBRI di Afghanistan Tak akan Diusik, Meski Kabul Sudah Jatuh di Tangan Taliban
Team Media JK
Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla optimistis meskipun ibu kota Kabul jatuh ke tangan Taliban, Afghanistan tak jatuh dalam pertumpahan darah dan perang saudara. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK) memastikan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Afghanistan, Kabul tidak akan ikut diusik.

Meskipun kini kelompok militan Taliban sudah berhasil merebut sebagian besar kota di Afghanistan, termasuk Kabul.

"Mereka (Taliban) juga sudah menyampaikan tidak akan mengusik kantor-kantor kedutaan besar negara asing di Afghanistan, apalagi Kedubes RI," kata JK dikutip dari unggahan video di kanal YouTube Kompas TV, Senin (16/8/2021).

Pernyataan tersebut disampaikan JK berdasarkan apa yang dinyatakan oleh Kepala Kantor Politik Taliban, Mullah Abdul Gani Baradar.

Baca juga: Suasana Kabul setelah Dikuasai Taliban: Ada Penjagaan Ketat hingga Warga Bersembunyi di Dalam Rumah

Diketahui pada awal Januari 2021, JK sempet bertemu dengan Mullah Abdul Gani Baradar di Doha, Qatar.

Selain itu JK juga yakin bahwa tidak akan terjadi lagi pertumpahan darah dan perang saudara akibat dari jatuhnya Kabul ke tangan Taliban.

Pasalnya menurut JK, mereka sudah berupaya menyelesaikan konflik di Afghanistan yang sudah berlangsung selama hampir 30 tahun ini secara damai.

Baca juga: Video Detik-detik Milisi Taliban Kuasai Istana Presiden Afghanistan Setelah Presidennya Kabur

Berita Rekomendasi

"Mereka akan berupaya menyelesaikan secara damai konflik di Afghanistan yang sudah berjalan hampir 30 tahun," terang JK.

Untuk itu JK meminta agar pemerintah Indonesia bisa ikut mendukung upaya damai di saat Taliban tengah memimpin Afghanistan.

"Sehingga Pemerintah Indonesia juga harus mendukung upaya damai sekarang saat Taliban memimpin Afghanistan, pasca-penarikan tentara asing akhir bulan Agustus ini," sambungnya.

Baca juga: Taliban Kuasai Kabul, Warga Berlarian ke Bandara Hendak Tinggalkan Afghanistan

Sudah Prediksi Taliban Akan Kuasai Kabul, Tapi Tidak Secepat Ini

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Eks Wakil Presiden Indonesia (RI), Jusuf Kalla telah memprediksi kelompok Taliban akan menguasai Kabul setelah Presiden Biden menarik tentara Amerika Serikat (AS) dari wilayah itu.

Namun ia tak menyangka Taliban akan bergerak dengan cepat.

Pada konferensi pers hari Senin (16/8/2021), JK mengatakan peristiwa di Afghanistan diluar perkiraan semua orang, karena menurutnya Taliban tidak akan secepat itu masuk ke ibukota Kabul.

Ia sudah memperkirakan, Kabul akan dikuasai Taliban, namun butuh satu hingga dua bulan untuk Taliban masuk Kabul, setelah AS menarik tentaranya dari negara itu.

Baca juga: Taliban Janji Tidak Akan Ada Balas Dendam, Warga Tinggalkan Ibu Kota Kabul

“Ternyata sebelum akhir bulan ini mereka masuk dengan damai. Saya katakan damai, karena saya belum mendapat laporan adanya korban,” kata JK kepada wartawan, Senin (16/8/2021).

JK mengatakan baik dari pemerintahan Afghanistan maupun kelompok Taliban tidak ingin ada korban.

Daerah lain di Afghanistan telah dikuasai Taliban, hanya tinggal ibu kota Kabul.

“Semuanya menyerahkan diri tanpa syarat, itulah yang terjadi di Afghanistan atau di Kabul pada hari ini, kita tau semua,” ujarnya

Baca juga: Kabur saat Taliban Kuasai Negara, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Disebut Berkhianat dan Memalukan

JK mengatakan selama ini Afghanistan berjalan dengan bantuan Amerika, baik dari bantuan militer hingga ekonomi. Dari mulai infrastruktur hingga gaji pegawai negeri selama ini didukung Amerika.

Menurut JK, pada dasarnya Afghanistan adalah negara yang kaya dengan sumber daya alamnya.

Taliban khawatir negara lain, seperti China dan Jepang, yang membutuhkan SDA akan masuk dan ingin mendapat pengaruhnya disana.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Larasati Dyah Utami)

Baca berita lainnya terkait Konflik di Afghanistan.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas