Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kondisi Terkini setelah Taliban Menguasai Kabul: Terjadi Kepanikan, Presiden Melarikan Diri

Situasi Afghanistan setelah Taliban menguasai ibu kota Kabul, Minggu (15/8/2021), terjadi kepanikan hingga Presiden Ashraf Ghani melarikan diri.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Kondisi Terkini setelah Taliban Menguasai Kabul: Terjadi Kepanikan, Presiden Melarikan Diri
AFP
Pejuang Taliban berdiri di atas kendaraan polisi yang rusak di sepanjang pinggir jalan di Kandahar pada 13 Agustus 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Taliban berada di ambang kemenangan setelah memasuki ibu kota Afghanistan, Kabul, dan merebut istana kepresidenan, Minggu (15/8/2021).

Bagi banyak warga Afghanistan, itu adalah hari yang menakutkan yang menandai kembalinya kekuasaan Taliban setelah hampir 20 tahun koalisi Amerika Serikat (AS) menggulingkan mereka.

Kepanikan terjadi di Kabul, warga menuju bandara, meninggalkan mobil dan berjalan kaki untuk keluar Afghanistan.

Di pusat kota, antrean terlihat mengular karena orang-orang berusaha menarik uang tunai.

Anggota parlemen lokal, Farzana Kocha, mengatakan pada BBC orang-orang di Kabul tak tahu apa yang harus mereka lakukan.

Ribuan rakyat Afghanistan mengungsi dan tidur di pinggir jalan di ibu kota Kabul. Mereka melarikan diri setelah kampung halaman mereka yang diserang Taliban. (Sumber: BBC )
Ribuan rakyat Afghanistan mengungsi dan tidur di pinggir jalan di ibu kota Kabul. Mereka melarikan diri setelah kampung halaman mereka yang diserang Taliban. (Sumber: BBC ) (Via Kompas.TV)

Baca juga: Taliban Sudah Menguasai Kabul, Ashraf Ghani Tinggalkan Afghanistan, Ingin Cegah Pertumpahan Darah

Baca juga: Taliban Rebut Kota Kabul, AS Kirim 1.0000 Pasukan Tambahan untuk Evakuasi Warganya

Beberapa dari mereka melarikan diri atau bersembunyi di rumah.

Sedangkan orang-orang miskin - yang telah meninggalkan rumah di pedesaan demi keamanan ibu kota - tinggal di taman dan ruang terbuka di seluurh kota.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, meminta agar orang-orang di Kabul tak perlu khawatir.

Ia memastikan kehidupan dan properti mereka aman.

"Kami adalah pelayan rakyat dan negara ini," ujarnya.

Kabul adalah kota besar terakhir di Afghanistan yang bertahan melawan serangan Taliban.

Diketahui, Taliban telah memulai serangan sejak beberapa bulan lalu, namun meningkat pesat dalam beberapa hari.


Para pejuang berhasil merebut kendali setelah sebagian besar pasukan asing ditarik keluar.

Presiden Ashraf Ghani Melarikan Diri

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. (Twitter @ARG_AFG)

Di tengah kekacauan, Ashraf Ghani memilih melarikan diri.

Baca juga: UPDATE Konflik Afghanistan: Milisi Taliban Mulai Masuki Ibu Kota, Presiden Ghani Lari ke Tajikistan

Baca juga: Aksi Pasukan Taliban Saat Sweeping Rumah Mewah Milik Petinggi Militer Afghanistan

"Mantan Presiden Afghanistan meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam situasi sulit ini," kata Abdullah, Kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, mengutip AlJazeera.

"Tuhan harus meminta pertanggungjawabannya."

Ghani kemudian mengunggah di Facebook bahwa dia memilih meninggalkan Afghanistan untuk mencegah pertumpahan darah di ibu kota, tanpa mengatakan ke mana dia pergi.

Dalam unggahannya, Ghani menyebut kepergiannya itu adalah keputusan sulit.

Ghani mengatakan dia yakin "patriot yang tak terhitung jumlahnya akan menjadi martir dan kota Kabul akan dihancurkan" jika dia tetap tinggal.

"Taliban telah menang dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pemeliharaan diri warga negara mereka," ujarnya.

Media lokal melaporkan Ghani pergi ke Tajikistan.

Sementara lainnya mengatakan ia terbang ke Tsahkent, di negara tetangga Uzbekistan.

Negara Barat Evakuasi Warga Mereka

FOTO DOKUMENTASI: Bendera Amerika berkibar pada upacara pembukaan Kedutaan AS di Kabul, ibukota Afghanistan Kabul pada 17 Desember 2001. AS minta jaminan Taliban agar tidak menyerang Kedubesnya.
FOTO DOKUMENTASI: Bendera Amerika berkibar pada upacara pembukaan Kedutaan AS di Kabul, ibukota Afghanistan Kabul pada 17 Desember 2001. AS minta jaminan Taliban agar tidak menyerang Kedubesnya. (AFP)

AS telah mengerahkan ribuan tentara untuk membantu mengevakuasi stafnya dan orang-orang Afghanistan yang membantu misinya.

Baca juga: Kepanikan Warga Afghanistan, Kabul Satu-satunya Kota Utama yang Belum Dikuasai Taliban

Baca juga: Beredar Video Diduga Taliban Ambil Senjata Buatan AS dan Operasikan Helikopter

Pada Minggu, terdengar helikopter belalu-lalang mengangkut personel kedutaan AS.

Asap membubung di dekat kompleks kedutaan saat staf menghancurkan dokumen penting dan bendera AS diturunkan.

Sekitar 600 tentara Inggris telah dikerahkan untuk membantu misi personel mereka sendiri.

Perdana Menteri, Boris Johnson, mengatakan prioritasnya adalah mengeluarkan warga negara Inggris dan "semua orang yang telah membantu upaya Inggris selama 20 tahun" dari Afghanistan "secepat yang kami bisa."

Negara-negara lain juga mengevakuasi warga mereka, dalam beberapa kasus menutup kedutaan mereka sama sekali.

Rusia berencana mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas situasi di Afghanistan.

Dikatakan, Rusia tidak akan menutup kedutaannya karena telah dijamin keamanannya oleh Taliban.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas