Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ratusan Wartawan Afghanistan Sedang Bersembunyi Butuh Perlindungan AS

Ratusan wartawan Afghanistan yang selama ini banyak membantu media barat membuat pemberitaan, sedang bersembunyi dan membutuhkan perlindungan dari Ame

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ratusan Wartawan Afghanistan Sedang Bersembunyi Butuh Perlindungan AS
Tangkap layar AlJazeera
Taliban saat menguasai istana presiden di ibu kota Afghanistan, Kabul, Minggu (15/8/2021). 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Ratusan wartawan Afghanistan yang selama ini banyak membantu media barat membuat pemberitaan, sedang bersembunyi dan membutuhkan perlindungan dari Amerika Serikat (AS) di tengah ancaman kelompok militan Taliban.

"Amerika Serikat memiliki tanggung jawab khusus kepada jurnalis Afghanistan yang menciptakan ruang informasi yang berkembang dan bersemangat dan meliput peristiwa di negara mereka untuk media internasional," kata Direktur Eksekutif CPJ (Komite Perlindingan Wartawan) Joel Simon, "Pemerintahan Biden dapat dan harus melakukan semua yang ada dalam kekuasaannya untuk melindungi kebebasan pers dan membela hak-hak reporter, fotografer, dan pekerja media Afghanistan yang rentan.”




CPJ yang bermarkas di New York melihat Amerika Serikat harus berbuat lebih banyak untuk memastikan keselamatan jurnalis Afghanistan karena wilayah itu berada di bawah kendali Taliban, termasuk memfasilitasi perjalanan yang aman ke luar negeri dan menyediakan visa darurat, Komite Perlindungan Jurnalis CPJ sangat prihatin atas keselamatan ratusan jurnalis lokal dan pekerja media yang bisa menjadi sasaran rezim Taliban yang baru muncul, tulis rilisnya yang diterima Tribunnews.com kemarin (16/8/2021).

CPJ telah mendaftarkan dan memeriksa kasus dari hampir 300 jurnalis yang berusaha untuk mencapai keselamatan, dan ada ratusan lagi yang kasusnya sedang ditinjau.Karena situasi keamanan yang memburuk di bandara, hanya segelintir yang bisa naik ke pesawat AS atau negara ketiga tempat permintaan visa mereka dapat mulai diproses. Sebagian besar jurnalis yang terancam tetap bersembunyi.

Wartawan Afghanistan yang bekerja dengan The New York Times, The Washington Post, dan The Wall Street Journal tidak dapat naik pesawat ke luar negeri, Post melaporkan kemarin (16/8/2021).

Dalam pernyataan bersama yang dikirim ke Presiden Biden, outlet berita menyerukan AS harus berbuat lebih banyak untuk menjamin perjalanan yang aman ke luar negeri bagi jurnalis dan pekerja media yang telah mendukung operasi berita mereka selama ini.

BERITA TERKAIT

“Pemahaman masyarakat internasional tentang apa yang terjadi di Afghanistan akan bergantung pada kelangsungan hidup pers independen yang pernah berkembang pesat, bahkan jika banyak liputan dilakukan dari pengasingan,” lanjut Simon. 

CPJ telah lama mengadvokasi secara global untuk visa darurat bagi jurnalis yang berisiko justru untuk menghindari tanggapan sementara atau improvisasi ketika ancaman baru muncul.

CPJ juga telah mendaftarkan dan memeriksa 127 kasus prioritas tinggi jurnalis Afghanistan di mana ancaman dari Taliban jelas dan akan segera terjadi.

Banyak dari mereka adalah jurnalis wanita yang catatan liputannya tentang hak-hak perempuan telah memperburuk risiko.

Kasus-kasus lain dari anggota media Afghanistan yang menghadapi masalah signifikan risiko, bersama dengan 119 jurnalis yang berafiliasi dengan organisasi berita AS.

Daftar kasus CPJ tidak memperhitungkan anggota keluarga yang juga akan memenuhi syarat untuk relokasi.

Selama 24 jam terakhir, CPJ telah menerima 475 permintaan email tambahan untuk bantuan, yang menjalani peninjauan.

Informasi tentang jurnalis ini telah tersedia untuk AS dan beberapa pemerintah lain yang bersedia mengevakuasi atau menerima jurnalis.

Di Afghanistan, setidaknya 53 wartawan tewas sejak 2001, dan lima tewas tahun lalu saja, penelitian CPJ menunjukkan Permintaan bantuan dari wartawan Afghanistan telah datang ke CPJ sejak awal tahun dan telah meningkat sebagai AS dan Penarikan pasukan NATO semakin dekat dan gerilyawan Taliban memperluas kendali atas negara itu.

Sementara itu Beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas