Selandia Baru Lockdown setelah Muncul 1 Kasus Baru, PM Ardern: Jadi Kesempatan Hentikan Varian Delta
Selandia Baru langsung Lockdon satu negara setelah muncul 1 kasus Covid-19 dalam enam bulan terakhir.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Selandia Baru akan melakukan lockdown nasional setelah satu kasus Covid-19 ditemukan dalam enam bulan terakhir.
Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern mengatakan, lockdown yang akan dimulai pada Selasa (17/8/2021) malam ini menjadi satu-satunya kesempatan bagi Selandia Baru untuk menghentikan penyebaran varian Delta.
Dikutip dari The Guardian, seluruh wilayah di Selandia Baru akan berada pada level 4 (level tertinggi) selama tiga hari.
Sementara, wilayah temuan kasus baru, yakni Auckland dan area sekitarnya, akan berada pada tingkat yang sama selama empat hingga tujuh hari.
Sebelumnya, Selandia Baru tidak pernah mengalami lockdown hingga mencapai level 4 dalam lebih dari setahun.
Meski belum terbukti, munculnya kasus baru ini diyakini sebagai transmisi Delta pertama.
"Delta telah disebut sebagai 'game changer', dan memang demikian. Artinya, kita harus kembali bekerja keras dan lebih awal untuk menghentikan penyebarannya."
"Kami telah melihat apa yang bisa terjadi di tempat lain jika kami gagal untuk mengatasinya. Kami hanya mendapat satu kesempatan," kata Jacinda Ardern.
Selama lockdown, semua warga Selandia Baru diminta untuk berlindung tinggal di rumah masing-masing.
Baca juga: Selandia Baru Tutup Perbatasan Hingga Awal 2022
Mereka hanya dapat meninggalkan rumah untuk membeli makanan atau persediaan obat-obatan.
Ardern pun membenarkan, pihaknya tidak tahu apakah temuan kasus barunya adalah varian Delta, sampai genomnya diurutkan.
Tetapi, pemerintah akan bekerja dengan asumsi tersebut sampai ada pemberitahuan selanjutnya.
Terlebih, data yang dirilis Kementerian Kesehatan pada Senin menunjukkan 100 persen kasus Covid-19 yang terdeteksi di perbatasan Selandia Baru dalam beberapa pekan terakhir adalah Delta.
"Dengan Delta yang mengamuk di seluruh dunia, itu bukan masalah jika, tetapi kapan. Karena itu, kami adalah salah satu negara terakhir di dunia yang memiliki varian Delta, jadi kami memiliki kesempatan untuk belajar dari orang lain," katanya.
"Kami telah melihat konsekuensi mengerikan dari tindakan terlalu lama di negara lain, tidak terkecuali tetangga kami," tambahnya, merujuk pada pengendalian varian Delta di Australia.
Namun, pihak Kementerian Kesehatan belum dapat menemukan hubungan antara kasus ini dan fasilitas perbatasan negara.
Baca juga: Demi Kendalikan Pandemi, Selandia Baru Bikin Omnibus Law Khusus Covid-19
Diketahui, satu kasus tersebut dialami oleh seorang pria Auckland berusia 58 tahun.
Dia melakukan tes Covid-19 pada Sabtu (14/8/2021), sehingga masa infeksi dianggap telah dimulai pada hari Kamis (12/8/2021).
Dia dan istrinya melakukan perjalanan ke wilayah Coromandel pada hari Jumat, kemudian kembali ke Auckland pada tanggal 15.
Sejauh ini, Kementerian Kesehatan telah mengidentifikasi 23 lokasi, 13 di sekitar Coromandel dan 10 di Auckland.
Direktur Kesehatan Selandia Baru, Dr Ashley Bloomfield, mengatakan, temuan baru ini adalah masalah nasional.
"Karena kami tidak dapat menghubungkan kasus ini ke perbatasan, ada kemungkinan ada kasus lain di sekitar Auckland."
"Dan kemungkinan rantai penularan lainnya, seperti dari orang-orang dari seluruh negeri yang melakukan perjalanan ke Auckland, dan kembali ke bagian lain Selandia Baru."
"Ini mengharuskan kita semua untuk menjadi bagian dari tanggapan, dan kerja keras dari semua orang di seluruh negeri akan membantu kita mengatasi wabah ini," tambahnya.
Ardern pun mencoba menenangkan warga Selandia Baru untuk tetap bersikap baik dan saling melindungi satu sama lain.
"Saya tahu bahwa salah satu hal terburuk tentang Covid-19 adalah ketidakpastian mutlak yang diciptakannya."
"Tapi kita tahu lebih banyak sekarang daripada yang kita lakukan setahun yang lalu. Kita tahu bahwa strategi itu berhasil."
Baca juga: Menkes Sebut Indonesia Nomor 8 Negara dengan Suntikan Vaksin Covid-19 Terbanyak di Dunia
Baca juga: Selandia Baru Izinkan Turis yang Sudah Divaksinasi Masuk, dari Indonesia dan Fiji Sementara Dibatasi
"Kami tahu bahwa kami adalah tim kuat yang terdiri dari 5 juta orang. Dan kita tahu bahwa hidup akan menjadi lebih mudah. Kami hanya perlu terus berjalan," tambah Ardern.
Diketahui, sebagian besar warga Selandia Baru masih belum divaksinasi.
Peluncuran vaksin di Selandia Baru awalnya diperlambat oleh kendala pasokan, tetapi diharapkan untuk memvaksinasi semua populasi yang bersedia pada akhir tahun.
Vaksinasi akan terbuka untuk semua orang dewasa mulai awal September.
Selandia Baru tidak memiliki aturan memakai masker, tetapi Ardern dan pejabat kesehatan mendesak orang untuk memakai masker setiap kali mereka meninggalkan rumah.
Ahli epidemiologi dan profesor kesehatan masyarakat, Michael Baker pun mendesak warga Selandia Baru untuk memakai masker.
Terutama di lingkungan dalam ruangan seperti supermarket dan apotek.
"Semua orang di Auckland sekarang harus mengenakan masker di semua lingkungan dalam ruangan di mana mereka segera bersama orang lain," kata Baker.
(Tribunnews.com/Maliana)