Ashraf Ghani Diduga Kabur ke Amerika, Rusia: Dia Bawa 4 Mobil dan Helikopter Penuh Uang Tunai
Eks Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, disebut-sebut membawa empat mobil dan helikopter penuh uang saat kabur di tengah kekacauan karena Taliban.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
Ghani mengatakan dia yakin "patriot yang tak terhitung jumlahnya akan menjadi martir dan kota Kabul akan dihancurkan" jika dia tetap tinggal.
Baca juga: SOSOK Zabihullah Mujahid Jubir Taliban yang Akhirnya Muncul, Selama Ini Hanya Bersuara via Telepon
Baca juga: Kabur saat Taliban Kuasai Negara, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Disebut Berkhianat dan Memalukan
"Taliban telah menang dan sekarang bertanggung jawab atas kehormatan, properti, dan pemeliharaan diri warga negara mereka," ujarnya, dilansir AlJazeera.
Tuai Kritikan
Kepergian Ashraf Ghani yang meninggalkan Afghanistan begitu saja, menuai kritikan.
"Mantan Presiden meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam situasi sulit ini," kata Abdullah, Kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, Minggu
"Tuhan harus meminta pertanggungjawabannya."
Dikutip dari AlJazeera, mantan penasihat Ghani, Shafiq Hamdam, juga melontarkan kritik pada mantan presiden.
Ia mengecam keputusan Ghani yang memilih melarikan diri di tengah kemajuan Taliban menguasai Kabul.
"Ini memalukan. Orang-orang merasa ditinggalkan, merasa dikhianati," katanya.
"Setelah bertahun-tahun upaya dan investasi, dia telah memberikan tanda hitam gelap dalam sejarah demokrasi di Afghanistan."
"Dia melarikan diri dengan timnya dan tak berpikir dua kali tentang jutaan orang yang hidup dalam kesengsaraan, dalam ketidakpastian, dan sekarang mereka dicampakan, hidup di bawah tekanan rezim Taliban," bebernya.
Baca juga: Indonesia Tidak Akan Tutup KBRI Kabul, Taliban Dinilai Sudah Moderat
Baca juga: Komisi I Nilai Pemerintah Perlu Jalin Diplomasi dengan Pimpinan Taliban
Hamdam mengatakan Taliban perlu membuktikan mereka akan melindungi perempuan.
"Mulai besok kita harus melihat perempuan pergi ke sekolah, kita harus melihat pegawai negeri dan guru, seperti ibu saya pergi ke sekolah dan mengajar."
"Itulah yang saya dan dunia inginkan. Itu adalah ujian bagi Taliban, untuk membuktikan apakah mereka telah berubah atau tidak," tandasnya.