Kasus Pencurian Mobil Mewah di Jepang Kian Marak, Seminggu Polisi Terima 3 Laporan Pencurian
Pencurian dilakukan oleh para profesional yang hanya butuh waktu beberapa menit saja untuk membawa kabur mobil curiannya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kasus pencurian mobil mewah di Jepang kini mulai marak. Pencurian dilakukan oleh para profesional yang hanya butuh waktu beberapa menit saja untuk membawa kabur mobil curiannya.
"Belakangan ini semakin banyak pencurian mobil mewah di Jepang. Mereka sangat profesional. Cukup 3 menit untuk membawa kabur mobil curiannya," ungkap sumber Tribunnews.com dari kepolisian Jepang, Rabu (18/8/2021).
Salah satunya adalah kasus pencurian di Osaka Timur yang terjadi Senin (16/8/2021) jam 06.30 pagi.
Satu unit mobil mewah Lexus melintas di jalan raya dengan pelan sambil mengincar dua mobil yang diparkir, satu mobil Alphard putih diparkir di sebelah kiri.
Mobil pencuri (Lexus) berhenti, dari sebelah kiri turun seorang wanita dengan sarung tangan hitam menghampiri mobil Alphard hanya dalam waktu 40 detik.
Lalu kembali ke mobilnya dan memanggil sopir. Kemudian seorang pria juga turun, pakai sarung tangan putih.
Tak lama kemudian sang pria bisa masuk dan menyalakan mesin serta mengendarai Alphard.
Wanita berbaju hitam-hitam pakai topi kembali ke Lexus menyetir mobilnya, di belakangnya menyusul Alphard curian yang ke luar dari tempat parkir dengan perlahan-lahan, seolah tak terjadi apa-apa.
"Itu hanya 3 menit saja sejak wanita pakai sarung tangan hitam turun dan menuju pintu sopir Alphard," ujar sumber Tribun.
Sumber itu menjelaskan mengapa para pencuri dengan mudan melakukan aksinya hanya dalam hitungan menit.
"Saat ini mobil mewah umumnya pakai sistim elektronik dan terkait internet. Para pencuri tampaknya mengetahui dan memiliki serta menggunakan aplikasi khusus untuk membuka pintu-pintu mobil mewah tersebut, sehingga mobil dapat terbuka," papar sumber Tribunnews.com.
Baca juga: Pulau Baru Muncul Pasca-Erupsi Gunung Berapi Bawah Laut di Jepang
Sumber kepolisian ini lalu menyarakan para pemilik mobil untuk melakukan aktisipasi.
"Selain CCTV yang bisa dipakai sebagai bukti pencurian, di dalam mobil khususnya bagian setir mobil mungkin bisa dikunci, dipagari, dengan kunci khusus lagi, sehingga setir tak bisa digunakan meskipun mesin sudah bisa dinyalakan," ujarnya.
"Apabila pencuri juga bisa membuka kunci setir tambahan dan khusus itu, pasti butuh waktu. Jumlah waktu yang panjang meningkatkan risiko tertangkap. Kalau mau aman lagi, salah satu ban saat parkir juga dikunci pakai alat khusus, seperti alat pengunci untuk pelanggar tempat parkir," paparnya lebih lanjut.
Dalam seminggu di kota besar seperti Osaka dan Tokyo sedikitnya ada 3 laporan pencurian mobil mewah yang masuk dalam laporan polisi Jepang.
Mobil-mobil curian tersebut menurut sumber kepolisian, kemudian dijual melalui aplikasi online.
"Banyak dilakukan lewat online dengan alasan mereka saat pandemi orang tidak ke luar rumah, jadi banyak akses internet, dan karena pandemi pula semakin banyak orang beli mobil supaya bisa ke mana-mana sendiri jauh dari risiko bertemu orang banyak," jelasnya.
Oleh karena itu, dia menyarankan sebaiknya jika ingin membeli mobil lewat agen-agen mobil besar, jangan lewat agen mobil yang tidak jelas.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.