PBB: Taliban Mencari Orang yang Bekerja untuk Pihak Asing secara 'Door to Door'
Dokumen PBB melaporkan bahwa Taliban akan mencari warga Afghanistan yang bekerja untuk pasukan NATO atau pemerintahan sebelumnya.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
Ahmad mengatakan bahwa putrinya yang masih berusia 11 tahun menangis terus menerus.
Dia mendengar ada beberapa kali suara tembakan dari bandara hingga tidak bisa tidur selama 4 hari.
Awalnya dia melarikan diri ke wilayah Takhar, tempat orang tuanya tinggal, tetapi ternyata Taliban datang mencarinya.
"Semua orang tahu saya bekerja untuk orang asing. Mereka sudah datang mencari saya di rumah ayah saya. Mereka datang tapi saya sudah pergi," katanya.
Menurut ayah tiga anak ini, Taliban menanggap semua jenis pekerjaan yang berkaitan dengan pihak asing adalah musuh.
Ahmad dikontrak G4S untuk bekerja sebagai koki di Kedutaan Inggris antara 2007 dan 2014 sebelum ia beralih ke perusahaan keamanan untuk Amerika.
Menurut laporan Guardian, lebih dari 100 penjaga di Kedutaan Inggris di Kabul dipecat pada Sabtu dan dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk mendapat perlindungan dari pemerintah Inggris karena bekerja melalui kontrak outsourcing.
Janji-Janji Taliban
Taliban kembali merebut Afghanistan sejak Minggu (15/8/2021).
Militan ini secara cepat menguasai kota-kota penting dan banyak wilayah Afghanistan setelah AS menarik pasukan asing.
Dalam konferensi pers pertama pada Selasa (17/8/2021) pasca menduduki Kabul, Taliban menjelaskan sejumlah janjinya.
Mereka menyatakan damai dan menjanjikan hak-hak perempuan sesuai 'kerangka hukum Islam'.
Taliban dilaporkan tidak memaksa wanita mengenakan burka, namun digantikan dengan kewajiban berjilbab.
Baca juga: Anggota Timnas Sepak Bola Afghanistan Tewas Terjatuh dari Pesawat saat Taliban Duduki Kabul
Baca juga: Siapa yang Bakal Memerintah Afghanistan setelah Taliban Mengambil Alih?
Mereka juga mengaku tidak ingin ada musuh internal maupun eksternal.
Amnesti akan diberikan kepada warga yang pernah menjadi Pasukan Keamanan Afghanistan dan yang dulunya bekerja dengan pihak asing.
Kelompok ini juga berkomitmen melindungi hak-hak pers.
Taliban juga mengaku tidak berencana melakukan serangan balasan terhadap pihak yang bertugas di pemerintahan sebelumnya, pasukan asing, atau militer Afghanistan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)