Putin Desak Negara Barat Berhenti Campuri Urusan Afghanistan
Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan agar negara barat tidak ikut campur dengan kondisi Afghanistan di bawah Taliban.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
Rusia mendorong tekanan internasional kepada Taliban untuk membentuk pemerintahan transisi yang inklusif dan melibatkan semua kekuatan politik serta etnis.
Sebab jika Taliban menggerakkan kelompok lain, Afghanistan berpotensi jatuh dalam konflik baru.
Ini menandakan Taliban harus menghindari pelanggaran HAM untuk mendapat penerimaan dan dukungan secara global.
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut misi memerangi terorisme di Afghanistan sebagai tanggapan insiden 11 September 2001 membuahkan beberapa hasil positif.
Namun pada akhirnya, kata Merkel, misi itu gagal dalam tujuan untuk meningkatkan masa depan Afghanistan.
Dia mengatakan masyarakat internasional sekarang harus menghadapi ancaman kemungkinan kebangkitan terorisme di Afghanistan.
Merkel menyebut masyarakat internasional perlu bernegosiasi dengan Taliban untuk melakukan evakuasi terhadap warga negaranya.
Menurut laporan BBC, Rusia menjadi salah satu negara yang tidak tampak khawatir dengan kembalinya Taliban di Afghanistan.
Para diplomat Rusia menggambarkan Taliban sebagai "orang-orang normal" dan berpendapat bahwa ibu kota sekarang lebih aman daripada sebelumnya.
Tidak seperti kebanyakan kedutaan asing di ibu kota, Rusia mengatakan misi diplomatiknya tetap terbuka untuk pemimpin Afghanistan saat ini.
Baca juga: Rusia: Taliban adalah Penguasa Sah, Tidak Ada Alternatif Selain Mereka di Afghanistan
Baca juga: Taliban Desak Khatib Salat Jumat Serukan Persatuan dan Bujuk Warga Tak Melarikan Diri
Duta Besar Rusia, Dmitry Zhirnov bertemu dengan perwakilan Taliban 48 jam setelah pengambilalihan dan mengatakan dia tidak melihat pembalasan atau kekerasan.
Utusan khusus Presiden Putin untuk Afghanistan, Zamir Kabulov, bahkan mengatakan bahwa Taliban lebih mudah bernegosiasi daripada "pemerintah boneka" yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani.
Moskow diketahui telah membangun kontak dengan Taliban selama beberapa waktu.
Meskipun Taliban masuk dalam daftar teroris dan organisasi terlarang Rusia sejak 2003, perwakilan kelompok itu telah datang ke Moskow untuk melakukan pembicaraan sejak 2018.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Berita lainnya terkait Konflik di Afghanistan