Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putin dan Xi Jinping Sepakat Bersama-sama Perangi 'Ancaman' di Afghanistan

Putin pun mengkritik keterlibatan kekuatan luar seperti Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dalam urusan dalam negeri Afghanistan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Putin dan Xi Jinping Sepakat Bersama-sama Perangi 'Ancaman' di Afghanistan
AFP/-
Pejuang Taliban duduk di atas kendaraan di sebuah jalan di provinsi Laghman, Afghanistan. pada 15 Agustus 2021. (STR/AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping pada Rabu waktu setempat, telah sepakat bahwa negara mereka akan meningkatkan upaya untuk melawan 'ancaman' yang muncul dari Afghanistan setelah pengambilalihan kekuasaan negara itu oleh Taliban.

"Dalam sebuah panggilan telepon, dua pemimpin menyatakan kesiapan mereka untuk meningkatkan upaya memerangi ancaman terorisme dan perdagangan narkoba yang muncul dari wilayah Afghanistan," kata Gedung Kremlin dalam sebuah pernyataan.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (25/8/2021), mereka juga membahas tentang 'pentingnya membangun perdamaian' di Afghanistan dan mencegah penyebaran ketidakstabilan ke wilayah lain yang berdekatan dengan negara itu.

Baca juga: Sempat Pasrah akan Dibunuh Taliban, Wali Kota Pertama di Afghanistan Berhasil Kabur ke Jerman

Putin dan Xi juga setuju untuk mengintensifkan kontak bilateral dan memanfaatkan potensi Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) yang akan mengadakan pertemuan puncak di Tajikistan bulan depan.

Perlu diketahui, beberapa negara bekas republik Soviet yang terletak di kawasan Asia Tengah, telah 'berbagi perbatasan' dengan Afghanistan dan China.

Negara-negara itu merupakan lokasi di mana Rusia memiliki pangkalan militer.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Rusia secara hati-hati menyatakan optimis melihat kepemimpinan baru di Afghanistan.

Putin pun mengkritik keterlibatan kekuatan luar seperti Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dalam urusan dalam negeri Afghanistan.

Baca juga: Direktur CIA Diam-diam Bertemu Pemimpin Taliban di Kabul, Mungkin Bahas Penarikan Pasukan AS

Ia bahkan mengatakan bahwa Rusia telah 'mengambil pelajaran' dari invasi Uni Soviet selama satu dekade di negara itu.

Di sisi lain, setelah Taliban berkuasa pada 15 Agustus lalu, China mengaku siap untuk memperdalam 'hubungan persahabatan dan kerja sama' dengan Afghanistan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas