Komandan ISIS-K: Kami Tidak Sejalan dengan Taliban dalam Hal Kepercayaan
Koresponden CNN melakukan wawancara dengan Komandan ISIS-K, dua hari sebelum insiden bom di Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8/2021).
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Malvyandie Haryadi
"Mereka adalah perencana dan fasilitator ISIS-K. Itu alasan yang cukup (untuk membunuh mereka)" ujar juru bicara John Kirby.
Baca juga: Hubungan ISIS-K, Dalang di Balik Bom Kabul, dengan Taliban, Keduanya adalah Musuh Regional
Baca juga: Sosok Jenderal Tentara Afghanistan Sami Sadat, Sebut Trump, Biden, dan Ashraf Ghani Pengkhianat
"Fakta bahwa dua individu itu tak lagi berjalan di muka bumi adalah hal yang baik."
AS Janjikan Serangan Lanjutan
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menjanjikan serangan lebih lanjut terhadap ISIS-K, afiliasi Kelompok Negara Islam (IS) di Afghanistan.
Serangan ini merupakan pembalasan atas insiden bom bunuh diri yang mematikan pada Kamis.
Dalam insiden tersebut 175 orang tewas, termasuk 13 tentara AS.
"Serangan ini bukan yang terakhir. Kami akan terus memburu siapapun yang terlibat dalam serangan keji itu dan membuat mereka membayarnya," kata Biden dalam sebuah pernyataan, Sabtu.
"Komandan kami memberi tahu saya bahwa serangan sangat mungkin terjadi dalam 24-36 jam ke depan."
"Saya mengarahkan mereka untuk mengambil setiap tindakan yang mungkin untuk memprioritaskan perlindungan kekuatan," imbuhnya.
Meski mengklaim anggotanya ada yang menjadi korban bom bunuh diri, Taliban mengutuk serangan AS terhadap ISIS-K.
Namun, melalui juru bicaranya, Zabihullah Mujahid, Taliban mengimbau agar AS dan negara-negara Barat lainnya untuk mempertahankan hubungan diplomatik setelah penarikan mereka, yang diharapkan segera selesai.
Baca juga: Sosok Mohammad Idris, Ditunjuk Taliban Jadi Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Tak Punya Pengalaman
Baca juga: Sosok Zarifa Ghafari, Sempat Pasrah Dibunuh Taliban, Kini Wali Kota Wanita Afghanistan Ini di Jerman
Dilansir Reuters, Mujahid juga mengatakan Taliban diperkirakan akan mengambil kendali penuh atas bandara Kabul dalam waktu dkat, begitu pasukan AS pergi.
Pihaknya juga akan mengumumkan kabinet baru dalam beberapa hari mendatang.
Saat ditanya apakah akan ada perempuan dalam kabinet baru Afghanistan, Mujahid menjelaskan hal tersebut menjadi keputusan kepemimpinan.