Taliban Disebut Kelompok Pemberontak Terkaya di Dunia, Ini Sederet Sumber Uang Mereka
Setelah 20 tahun memerangi pasukan AS dan sekutunya, kelompok militan Taliban kembali menguasai Afghanistan.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Setelah 20 tahun memerangi pasukan AS dan sekutunya, kelompok militan Taliban kembali menguasai Afghanistan.
AS menarik pasukannya dari Afghanistan hingga tenggat waktu pada Selasa (31/8/2021).
Menurut laporan BBC, Taliban dianggap menjadi satu di antara kelompok militan terkaya di dunia.
Taliban diketahui mulai memerintah Afghanistan pada 1996 hingga akhir 2001 karena tumbang setelah AS dan sekutu menginvasi.
Selama dua dekade konflik dengan AS, puluhan ribu pejuang kelompok ini tewas.
Baca juga: Taliban Salahkan Ashraf Ghani yang Tinggalkan Afghanistan, Dianggap Jadi Penyebab Kekacauan Negara
Baca juga: Detik-detik AS Resmi Keluar dari Afghanistan, Taliban Bersiap Mengambil Alih Bandara Kabul
Namun kontrol teritorial dan kekuatan militernya terus meningkat dalam beberapa tahun ke belakang.
Menurut laporan AS, pada pertengahan 2021 lalu Taliban memiliki sekitar 70 ribu hingga 100 ribu pejuang, naik 30 ribu dari 10 tahun lalu.
Pendapatan tahunan Taliban mulai 2011 dan seterusnya diperkirakan sekitar $400 juta, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tetapi pada akhir 2018 ini mungkin telah meningkat secara signifikan, hingga $1,5 miliar per tahun, menurut penyelidikan BBC.
Berikut sederet sumber kekayaan Taliban:
1. Donasi Luar Negeri
Pemerintah AS dan Afghanistan menduga sejumlah negara seperti Pakistan, Iran, dan Rusia memberikan bantuan keuangan kepada Taliban, meski tuduhan ini telah dibantah.
Kendati demikian, warga dari Pakistan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar dianggap sebagai kontributor individu terbesar.
Meskipun tidak mungkin diukur secara tepat, sumber-sumber pendanaan ini dianggap memberi kekuatan keuangan yang signifikan kepada Taliban.
Menurut para ahli, sumbangan ini bisa mencapai $500 juta per tahun.
Sementara itu, laporan rahasia intelijen AS memperkirakan bahwa pada 2008 Taliban menerima $106 juta dari sumber asing, khususnya dari negara-negara Teluk.
2. Narkoba
Afghanistan adalah produsen opium terbesar di dunia yang dapat disuling menjadi heroin.
Dengan perkiraan nilai ekspor tahunan sebesar $1,5-$3 miliar, opium adalah bisnis besar, mampu memasok kebutuhan heroin di seluruh dunia.
Pajak budidaya sebesar 10% dikumpulkan dari petani opium, menurut pejabat pemerintah Afghanistan.
Pajak juga dilaporkan dikumpulkan dari laboratorium yang mengubah opium menjadi heroin serta para pedagang yang menyelundupkan obat-obatan terlarang.
Perkiraan pendapatan tahunan Taliban dari obat-obatan terlarang berkisar antara $100 juta-$400 juta.
Komandan AS Jenderal John Nicholson dalam laporannya pada 2018 menyebut, perdagangan narkoba menyumbang 60% pendapatan tahunan Taliban.
Kendati demikian, Taliban kerap menyangkal keterlibatan dalam industri obat-obatan dan mengaku telah melarang penanaman opium selama periode kekuasaan pada tahun 2000.
3. Perluasan Area Kekuasaan
Dalam sebuah surat terbuka pada 2018, Taliban memperingatkan para pedagang Afghanistan untuk membayar pajak atas berbagai barang, termasuk bahan bakar dan bangunan, ketika bepergian melalui daerah-daerah yang mereka kuasai.
Setelah menggulingkan pemerintah Afghanistan, Taliban kini mengendalikan semua rute perdagangan utama di negara itu, serta penyeberangan perbatasan.
Sumber pendapatan Taliban akan meningkat dari sisi impor dan ekspor.
Selama dua dekade terakhir, sejumlah besar uang bantuan dari negara Barat juga secara tidak sengaja berakhir di kantong Taliban.
Taliban dilaporkan mengenakan pajak pada proyek pembangunan dan infrastruktur seperti jalan, sekolah, dan klinik yang sebagian besar didanai oleh Barat.
Taliban juga diperkirakan menghasilkan puluhan juta dolar setiap tahun dari pajak pengemudi truk yang memasukkan pasukan internasional.
Kepala Perusahaan Listrik Afghanistan mengatakan kepada BBC pada 2018, bahwa Taliban menghasilkan lebih dari $2 juta per tahun dengan menagih pajak listrik di berbagai bagian negara.
Selain itu, setiap kali Taliban merebut sebuah pos militer atau pusat kota, mereka akan menggasak stok dan menyita sejumlah senjata, mobil, dan kendaraan lapis baja.
4. Tambang dan Mineral
Selain kaya akan opium, Afghanistan juga memiliki kekayaan mineral dan batu mulia.
Industri pertambangan di Afghanistan bernilai sekitar $ 1 miliar per tahun, menurut pejabat pemerintah Afghanistan.
Sebagian besar ekstraksi dalam skala kecil dan sebagian besar dilakukan secara ilegal.
Baca juga: Update Konflik di Afghanistan: Taliban Peringatkan Kemungkinan Adanya Serangan Lanjutan ISIS-K
Baca juga: Drone AS Ledakkan Kendaraan Rombongan Pembom ISIS-K, Tiga Anak-anak Tewas
Taliban menguasai lokasi penambangan dan memeras uang dari operasi penambangan legal dan ilegal.
Dalam laporan tahun 2014, Analytical Support and Sanctions Monitoring Team PBB mengatakan Taliban menerima lebih dari $10 juta per tahun dari 25 hingga 30 operasi penambangan ilegal di provinsi Helmand selatan.
Berita terkait Konflik di Afghanistan
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)