Update Konflik Afghanistan: Penolong Biden Minta Diselamatkan, AS Bantah Telantarkan Anjing di Kabul
Presiden AS, Joe Biden mengatakan penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan adalah pilihan terbaik untuk mengakhiri misi militer terpanjang.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Dalam wawancaranya bersama The Wall Street Journal, Mohammed mengatakan dia, istri, dan keempat anaknya harus bersembunyi dari Taliban setelah bertahun-tahun gagal menuju AS.
"Jangan lupakan saya di sini," kata pria ini.
3. Hutang Budi Inggris pada Afghanistan
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson pada Rabu, mengatakan bahwa negaranya berhutang budi dengan warga Afghanistan yang bekerja untuk NATO selama pendudukan.
Namun belakangan Inggris dikecam karena sekitar 8.000 warga Afghanistan yang membantu pasukan NATO masih terdampar di bawah kekuasaan Taliban.
"Kami berutang besar kepada mereka yang bekerja dengan Angkatan Bersenjata di Afghanistan dan saya bertekad bahwa kami memberi mereka dan keluarga mereka dukungan yang mereka butuhkan untuk membangun kembali kehidupan mereka di sini di Inggris," kata Johnson.
4. AS Disebut Telantarkan Anjing
Departemen Pertahanan AS membantah laporan bahwa tentara meninggalkan beberapa anjing peliharaan di bandara Kabul selama penerbangan terakhir.
"Untuk mengoreksi laporan yang salah, militer AS tidak meninggalkan anjing di kandang di Bandara Internasional Hamid Karzai, termasuk anjing pekerja militer yang dilaporkan," kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam postingannya di media sosial.
Dia menyebut foto yang viral menunjukkan anjing di penampungan hewan, bukan milik militer.
Sebelumnya, kelompok hak-hak hewan, PETA, mengaku seorang sumber mengatakan 60 anjing pelacak bom dan 60 anjing pekerja ditinggalkan di Kabul.
Masih menurut sumber dalam PETA, anjing-anjing itu "menderita dalam panas tanpa akses yang memadai ke makanan atau air."
5. AS Fasilitasi Aliran Bantuan untuk Afghanistan
Pemerintah AS mengeluarkan izin untuk terus memfasilitasi bantuan kemanusiaan di Afghanistan, kata seorang pejabat Departemen Keuangan kepada Reuters.