Sosok Gulafroz, Petinggi Polisi Wanita Afghanistan yang Kini Diburu Taliban, Dianggap Berbahaya
Gulafroz Ebtekar adalah mantan Wakil Kepala Investigasi Kriminal Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.
Editor: Hasanudin Aco
Namun serangan bom bunuh diri di Bandara Kabul, membuat rencana pelariannya berentakan.
Tentara AS tak bisa membantunya, dan permohonan pertolongan ke Kedutaan Besar Rusia juga ditolak.
Dikutip dari New York Post, Gulafroz mengatakan dirinya saat ini tengah dicari Taliban.
Ia mengatakan ibunya memberitahu bahwa Taliban datang ke rumahnya ketika ia pergi ke luar.
Ketika ia berusaha kembali ke Bandara Kabul, anggota Taliban memukulinya.
“Taliban beraksi seperti ini. Pertama mereka memukuli, dan membiarkan Anda pergi. Maju satu atau dua langkah, Anda harus membayarnya,” kata Gulafroz.
“Mereka memukuli saya dengan tangan, sepatu bot, senjata dan bahkan batu,” tambahnya.
Ia pun kini mengaku tak tahu lagi apa yang harus dilakukan untuk bisa keluar dari Afghanistan.
Apalagi, militer AS dan juga negara-negara barat lainnya telah meninggalkan Kabul, Selasa (31/8/2021).
Janji Taliban
Sebelumnya, Taliban berjanji untuk melindungi hak-hak perempuan dan kebebasan pers.
“Kami akan mengizinkan perempuan untuk bekerja dan belajar. Kami punya kerangka kerja, tentu saja. Wanita akan sangat aktif di masyarakat tetapi dalam kerangka Islam,” kata Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, pada konferensi pers pertama mereka di Kabul, Selasa (17/8/2021).
Sejak menguasai Afghanistan dalam waktu singkat, Taliban berusaha mencitrakan diri sebagai kelompok yang lebih moderat dibandingkan saat mereka berkuasa pada 1990-an.
“Tidak akan ada diskriminasi terhadap perempuan, mereka akan bekerja bahu-membahu dengan kami,” katanya, seperti dilansir dari Al Jazeera.