Tempat Sampah Cantik Jepang Makin Indah dan Bersih, Irit Waktu, Tenaga dan Biaya
Budaya buang sampah memang sudah biasa di Jepang dan dengan tempat sampah cantik, canggih, malahan semakin memperindah, memperbersih lingkungan sekita
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Budaya buang sampah memang sudah biasa di Jepang dan dengan tempat sampah cantik, canggih, malahan semakin memperindah, memperbersih lingkungan sekitar.
"Bukan hanya tambah bersih lingkungan sekitar, semua tambah irit. Baik irit tenaga irit waktu, irit biaya bahkan juga terjauhkan atau dapat antisipasi terhadap virus corona, karena kita tak perlu sentuh tempat sampah. Cukup injak pedal, terbuka, sampah masukkan, selesai," papar CEO Forcetec Inc. Yohei Takemura khusus kepada Tribunnews.com siang ini (2/9/2021).
Perusahaan Takemura memasang 34 tempat sampah yang dinamakan SmaGo (Smart action on the Go) di 13 lokasi di daerah Omotesando Tokyo sejak Oktober 2020.
"Selama hampir satu tahun ini semua lancar tak ada msalah apa pun bahkan Omotesando jadi tampak lebih bersih. Dengan SmaGo yang dikontrol menggunakan 3G ini membuat segalanya semakin efisien," papar nya lagi.
Tempat sampah SmaGo menggunakan tenaga panel surya di bagian atasnya terkait pula dengan jaringan 3G internet.
Jika sampah telah penuh otomatis menekan sampah sehingga menjadi semakin sedikit. Akibatnya volume bisa mencapai 600 liter atau 6 kali lebih banyak daripada tempat sampah yang biasa.
"Selain itu tempat sampah ini juga akan memberikan kode atau tanda otomatis kalau benar-benar sudah hampir penuh ke perusahaan sampah. Dengan demikian perusahaan sampah dengan mobilnya dapat datang mengangkut sampah 600 liter itu tepat pada waktunya. Membuat efisien tenaga kerja, efisien waktu tenaga dan antisipasi corona dengan baik karena sudah terbungkus dengan rapi saat diambil," jelasnya.
Takemura mengakui tempat sampah itu dari ide pembuatan pabrik Big Belly Solar di Amerika Serikat sehingga dibuatlah hal serupa untuk Jepang lalu bekerjasama dengan Morinaga Co untuk desainnya.
Jika hendak membuang sampah, tinggal injak pedal dengan kaki pada bagian bawah tempat sampah kemudian tempat sampah akan membuka sendiri, tinggal masukkan sampah ke dalamnya. Lalu lepas pedal kaki dan tempat sampak akan menutup sendiri.
"Kalau di Indonesia mungkin bagus di tempat keramaian serta daerah dekat pantai karena banyak sampah biasanya mengalir ke sungai atau laut akibat orang buang sampah sembarangan."
Selain itu Takemura juga menyarankan pemerintah Indonesia (kementerian lingkungan hidup) bisa kerjasama dengan swasta dalam pembiayaan, atau bahkan memberikan subsidi kepada swasta yang semakin menyukseskan program bersih lingkungan khususnya sampah.
"Jadi bisa win-win solution semua senang. Pemerintah senang, swasta senang, masyarakat pun senang kota jadi tambah bersih indah dan jadi sehat semua, terjaga dengan baik," lanjutnya.
Berapa harga tempat sampah itu di Jepang?
"Sekitar 800.000 yen sebuah. Ditutupi beban itu dengan sponsor iklan pada gambar tempat sampah itu. Kali ini oleh Morinaga Co.Ltd kontrak setahun. Namun dengan daerah Omotesando dilewati sedikitnya 5 juta orang sebulan, merupakan lokasi dan media promosi yang sangat baik tempat sampah smart dan akrab lingkungan tersebut."
Ukurannya 635mm x 681mm x 1264mm dan bagian atasnya ada solar panel yang membangkitkan tenaga listrik dari sinar matahari, mengoperasikan tempat sampah SmaGo tersebut.
"Karena semua terkait internet, keberadaan tempat sampah itu bisa dimonitor selalu lewat aplikasi khusus yang ada dan perusahaan pengambil sampah dapat on-time mengambil sampahnya dalam jumlah banyak dan penuh tepat waktu dengan mudah sekaligus kemudahan daur ulang pula karena tiap tempat sampah untuk jenis sampah berbeda tergambar jelas pada bagian luar tempat sampah."
Ada tempat sampah dapur, ada tempat sampah botol dan ada tempat sampah minuman pak atau pun tempat sampah minuman kalengan. Semua dapat terpisah satu sama lain sehingga di pabrik daur ulang sampah dapat langsung terproses dengan mudah pula.