Australia Datangkan Stok Vaksin Pfizer dari Inggris Akibat Ganasnya Varian Delta
Pemerintah Australia mendatangkan vaksin Pfizer tambahan setelah bekerjasama dengan Inggris akibat ganasnya varian Delta.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Australia akan mendapatkan 4 juta dosis vaksin Pfizer setelah setujui kerjasama dengan Inggris.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengumumkan kabar tersebut setelah menjalin kerjasama dengan pemerintah Singapura sebelumnya.
Dikutip dari reuters.com pada Jumat (3/9/2021), Morrison memperkirakan kedatangan 4 juta vaksin di Australia pada beberapa minggu kemudian setelah dosis pertama tiba.
Vaksin tersebut menjadi persediaan vaksin Pfizer COVID-19 di Australia pada September 2021.
Ia menyatakan pemerintah Australia bekerjasama dengan pemerintah Inggris dalam pengadaan vaksin ini.
Pemerintah mengestimasti kloter pertama vaksin Pfizer akan tiba di Australia pada Sabtu (4/9/2021).
"Pesawat sudah ada di landasan, besok akan berangkat," kata Morrison.
"Hal itu memungkinkan kita untuk berkesempatan membuka penerbangan di Australia lagi," tambahnya.
Dikutip dari nzherald.com, Morrison mengekspresikan rasa terimakasihnya kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Boris Johnson menyetujui pengiriman vaksin tambahan ke Australia.
"Saya berterimakasih kepada Johnson atas komitmennya dan persahabatan yang baik dengan Australia," kata Morrison.
Kritik Masyarakat Australia
Morrison pernah dikritik lantaran dirinya dinilai gagal oleh masyakarat terkait pengadaan vaksin yang cukup.
Ia juga diprotes karena vaksinasi yang terlalu lambat sehingga tidak memenuhi target selama berbulan-bulan.
Pemerintah mengonfirmasi keterlambatan tersebut disebabkan oleh kurangnya persediaan vaksin Pfizer untuk anak-anak.
Dikutip dari reuters.com, kedatangan vaksin Pfizer merupakan hasil dari rapat pemerintah pusat dengan petinggi negara pada Jumat (27/8/2021).
Hal ini menganggapi permintaan negara bagian Queensland and Australia Barat yang menunda pembukaan bandara karena menyebarnya COVID-19 varian Delta di Sydney dan Melbourne, Australia.
Lebih dari 25 juta masyarakat Australia berada di rumah.
Mereka menerapkan lockdown, terutama di negara bagian besar seperti Sydney, Melbourne, dan Canberra.
Sebagian besar masyarakat Australia sudah menjalani hidup bebas tanpa COVID-19.
Namun, tiga negara bagian tersebut masih menutup akses keluar dan masuk wilayah untuk menghentikan penyebaran COVID-19 varian Delta.
Perdana Menteri Queensland, Annastacia Palaszczuk menerangkan kekhawatirannya terhadap anak-anak selama masa lockdown.
"Kita harus menyiapkan semuanya terkait bagaimana COVID-19 menyerang anak-anak," kata Annastacia.
"Semua harus disiapkan, saya belum berani melonggarkan kebijakan."
"Daripada berdebat dan saling serang, mari bicara dengan sopan dan terdidik," tambahnya.
Pernyataan Annastascia tersebut ditanggapi oleh Menteri Keuangan Australia, Simon Birmingham.
"Dia terlalu fokus pada kekhawatirannya daripada fakta di lapangan," kata Simon.
"Kita perlu menganalisis dengan tenang untuk mengajari masyarakat," tambahnya.
Penyebaran Varian Delta yang Sangat Cepat
Perdebatan antara negara bagian dengan pemerintah pusat menghasilkan keputusan Morrison untuk mengakhiri lockdown.
Keputusan ini dimaksudkan untuk membangkitkan perekonomian dalam menghadapi pemilu tahun depan.
Negara bagian Queensland dan Australia Barat menyetujui hal itu apabila kasus COVID-19 di New South Wales, Australia mulai rendah.
Reuters melaporkan lonjakan kasus terburuk pada Jumat (27/8/2021) selama pandemi.
Sebanyak 1.431 kasus positif dan 12 kasus meninggal akibat COVID-19 varian Delta.
Hal tersebut menandakan penyebaran virus tersebut sangat masif.
Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berejiklian, memperingatkan masyarakat untuk menahan lonjakan kasus selama dua minggu ke depan.
"Ini adalah jumlah kasus terburuk," kata Gladys.
Asosiasi Medis Australia juga memperingatkan rumah sakit tentang kemungkinan membludaknya pasien karena pelonggaran pada beberapa sektor seperti ekonomi.
Mereka juga mengharapkan peningkatan proses vaksinasi sebelum lockdown berakhir.
Victoria, reporter Reuters di Melbourne, mengungkapkan ada 208 kasus positif baru, meningkat 176 dari hari sebelumnya, dan satu orang meninggal.
Sejak awal pandemi, ada sekira 58.200 kasus positif dan 1.032 orang meninggal di Australia.
Jumlah tersebut masih tergolong rendah dibandingkan negara lain
Namun, penyebaran virus COVID-19 varian Delta di Australia membutuhkan perhatian lebih.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait Australia