Instruktur Militer Inggris Tertangkap di Kursk, Mengaku Dipaksa Ukraina Berjuang ke Garis Depan
Pasukan pertahanan Rusia mengkalim seorang tentara asal Inggris di Kursk, Rusia.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Pasukan pertahanan Rusia mengkalim seorang tentara asal Inggris di Kursk, Rusia.
Tentara tersebut bernama James Scott Rhys Anderson yang merupakan instruktur militer yang dikirim dari London.
Kantor berita TASS mengabarkan, tentara Inggris tersebut mengaku sebenarnya tidak mau dikirim ke garis depan di Kursk, namun Ukraina yang telah mendatangkannya dari London memaksanya terjun ke garis depan.
Baca juga: Bos Intel Rusia Peringatkan Waspadai Aksi Biden Sebelum Lengser, Sebut-sebut Asia Tenggara
Kini pria tersebut menjadi tahanan Rusia dan terancam mendapatkan hukuman berat karena bisa diperlakukan sebagai tentara bayaran.
Tentara Bayaran asal Lithuania
Bukan hanya James Scott Rhys Anderson, Rusia juga menangkap tentara bayaran asal Lithuania.
Tentara bayaran bernama Sharunas Jasiukevicius sedang bersiap menghadapi sidang di pengadilan.
Ia dituding menyusup ke wilayah Kursk sebagai bagian dari angkatan bersenjata Ukraina, layanan pers komite tersebut memberi tahu TASS.
Dalam investigasi militer Rusia, Jasiukevicius telah melatih tentara bayaran untuk waktu yang lama dan secara pribadi terlibat langsung dalam konflik bersenjata sebagai tentara bayaran di Rusia.
35.510 Pasukan Ukraina Tewas
Ukraina saat ini ngotot untuk terus menguasai Kursk. Meskipun terus terdesak dan telah mundur 40 persen dari wiayah yang dikuasai namun Presiden Volodymyr Zelensky ngotot untuk tetap bercokol.
Kini Ukraina mengklaim masih menguasai 800 kilometer persegi wilayah Rusia tersebut.
Baca juga: Bakar Alquran, Warga Rusia Divonis Penjara 14 Tahun
Namun konsekuensi dari aksi tersebut sangat besar. Jumlah pasukan yang gugur dari Ukraina pun terus bertambah.
Secara total, Kiev telah kehilangan lebih dari 35.510 tentara sejak dimulainya permusuhan di Wilayah Kursk.
Selama sehari, musuh kehilangan lebih dari 200 tentara, sebuah tank, tiga kendaraan infanteri lapis baja, termasuk Marder buatan Jerman dan Bradley buatan AS, empat kendaraan tempur lapis baja, lima kendaraan bermotor, empat artileri, dan sebuah mortir.