Taliban Berkuasa, Tirai Pisahkan Mahasiswa dan Mahasiswi yang Belajar di Kampus
Di beberapa universitas, mahasiswi dipisahkan dari mahasiswa dengan tirai atau papan di tengah ruangan.
Editor: Hasanudin Aco
Perempuan Afghanistan akan diizinkan untuk melanjutkan pendidikan "dengan aman", selama studi mereka sejalan dengan interpretasi Taliban terhadap hukum Islam, menurut penjabat menteri pendidikan tinggi kelompok militan Abdul Baqi Haqqani.
Haqqani juga menambahkan, kelas campuran jender akan dilarang. Pengumuman itu disampaikannya pada Minggu (29/8/2021) di sebuah “Loya Jirga”, pertemuan dewan pemimpin suku dan faksi di Afghanistan.
"Orang-orang Afghanistan akan melanjutkan pendidikan tinggi mereka berdasarkan hukum Syariah dengan aman tanpa berada dalam lingkungan campuran laki-laki dan perempuan," katanya, menurut AFP.
Dia menambahkan, Taliban sedang menciptakan kurikulum yang masuk akal dan Islami yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, nasional, dan sejarah Afghanistan, di sisi lain masih dapat bersaing dengan negara lain.
Sebagian besar sekolah di Afghanistan sudah dipisahkan berdasarkan gender sebelum pengambilalihan Taliban awal bulan ini.
Diperkirakan dua pertiga anak perempuan di negara itu tidak bersekolah, menurut Human Rights Watch mengutip Business Insider.
Ketika Taliban sebelumnya berkuasa dari 1996 hingga 2001, Taliban melarang perempuan dan anak perempuan bekerja dan sekolah.
Kelompok tersebut mengeklaim bahwa ke depan, mereka akan menghormati hak-hak perempuan menurut hukum Islam dalam interpretasinya.
Kelompok itu juga menyatakan tidak akan membalas dendam kepada warga Afghanistan yang dulu bekerja dengan musuh-musuhnya.
Namun, banyak yang skeptis terhadap perubahan taktik Taliban yang tiba-tiba.
Perempuan Afghanistan mengatakan, kelompok itu tidak secara konsisten memenuhi janjinya bahwa anak perempuan dapat terus bersekolah.
Sebelumnya, CNN melaporkan, seminggu setelah mengambil alih Afghanistan, anggota Taliban memukuli seorang pengemudi becak. Alasannya karena dia mengangkut seorang guru perempuan yang bepergian tanpa pendamping laki-laki.
Guardian juga melaporkan, di beberapa wilayah yang direbut oleh Taliban, perempuan dan anak perempuan dilarang pergi ke sekolah atau meninggalkan rumah mereka tanpa pendamping laki-laki.
Ribuan orang telah mencoba melarikan diri dari Afghanistan karena takut Taliban akan memperkenalkan kembali rezim yang menindas.
Sumber: VOA Indonesia/Kompas.com