Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penasihat Biden Didesak Mundur Setelah Ketahuan Danai Studi Virus Corona di China

Aplikasi hibah perusahaan pun kemudian mengakui potensi bahaya yang ditimbulkan oleh proyek ini.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Penasihat Biden Didesak Mundur Setelah Ketahuan Danai Studi Virus Corona di China
AFP
Presiden AS Joe Biden 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Anthony Fauci, Kepala Penasihat Medis untuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, didesak mengundurkan diri setelah dokumen yang baru saja dirilis menunjukkan bahwa lembaganya mendanai penelitian yang berbahaya di China.

Meskipun ada bantahan keras yang telah dia disampaikan sebelumnya.

Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (8/9/2021), tuntutan pemecatan ini muncul setelah The Intercept memperoleh lebih dari 900 halaman materi terkait penelitian virus corona yang didanai oleh lembaga Fauci yakni Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID).

Termasuk permintaan hibah yang sebelumnya tidak dipublikasikan dari organisasi yang berbasis di AS itu, yang telah menyerahkan dana federal ke Institut Virologi Wuhan (WIV) untuk penelitian 'kontroversial' di China.

Baca juga: Covid-19 Berdampak Menghancurkan Bagi Pasien HIV, TB dan Malaria

Sementara itu, Senator Rand Paul dari Partai Republik untuk negara bagian Kentucky yang telah berulang kali berdebat dengan Fauci selama pandemi Covid-19, kembali menggembar-gemborkan dokumen dump dalam cuitan di akun Twitternya pada Selasa kemarin.

"Materi ini membuat semuanya menjadi sangat jelas bahwa Fauci perlu dimintai pertanggungjawaban," cuit Paul.

Ia mencatat bahwa dirinya telah meminta Departemen Kehakiman untuk meninjau apa yang dilakukan Fauci yang dituding 'berbohong' dalam memberikan kesaksian pada kongres sebelumnya.

Berita Rekomendasi

Dokumen-dokumen yang diterbitkan oleh The Intercept itu menunjukkan bahwa organisasi yang berbasis di AS, yakni EcoHealth Alliance telah mendapatkan pendanaan sekitar 3,1 juta dolar AS yang disetujui oleh NIAID.

Menurut catatan pemerintah lainnya, angkanya kemudian meningkat menjadi melebihi 3,7 juta dolar AS secara keseluruhan.

Dari hibah itu, 599.000 dolar AS telah disalurkan ke WIV, khususnya untuk mendanai pekerjaan 'mengidentifikasi dan mengubah virus corona kelelawar yang kemungkinan menginfeksi manusia'.

Aplikasi hibah perusahaan pun kemudian mengakui potensi bahaya yang ditimbulkan oleh proyek ini.

Bahkan mencatat bahwa kerja lapangan melibatkan risiko tertinggi terpapar SARS atau CoV (virus corona) lainnya karena bekerja di gua dengan kepadatan kelelawar yang tingginya di atas kepala dan potensi bisa terhirupnya debu yang mengandung tinja kelelawar.

Penelitian yang dilakukan EcoHealth Alliance dengan WIV telah menimbulkan pertanyaan lain tentang pekerjaan yang berisiko tinggi di lab Wuhan.

Pertanyaannya adalah apakah penelitian untuk mendapatkan 'keuntungan-fungsi' yang bertujuan meningkatkan virulensi dan daya menular patogen itu telah dilakukan di sana.

Penelitian ini akhirnya dianggap sangat berisiko, sehingga pemerintah AS memberlakukan penghentian pendanaan federal pada 2014.

Fauci telah berulang kali membantah bahwa agensinya telah mendanai penelitian itu, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Bantahan ini ia tegaskan pada setiap pekerjaan yang disebut untuk mendapatkan keuntungan-fungsi di WIV, termasuk dalam konfrontasi tingkat tingginya dengan anggota parlemen seperti Senator Paul.

Namun, menurut seorang Ahli Biologi Molekuler di Rutgers University, Richard Ebright yang berbicara kepada The Intercept setelah meninjau dokumen itu, penelitian yang didanai untuk EcoHealth ini termasuk pekerjaan merekayasa virus baru dan menguji 'kemampuan virus dalam menginfeksi tikus yang direkayasa untuk menampilkan reseptor tipe manusia pada sel virus'.

Dalam utas Twitter panjang yang diposting setelah kisah ini dibocorkan The Intercept, Ebright melanjutkan dengan berargumen bahwa pekerjaan WIV memang merupakan 'penelitian keuntungan-fungsi seperti yang didefinisikan dalam kebijakan federal'.

Ia juga menyebut Fauci dan pejabat kesehatan tinggi lainnya di AS telah berbohong kepada publik tentang virus itu.

"Dokumen tersebut memperjelas bahwa pernyataan Direktur NIH Francis Collins, dan Direktur NIAID Anthony Fauci, bahwa NIH tidak mendukung penelitian keuntungan-fungsi atau potensi peningkatan patogen pandemi di WIV adalah tidak benar," kata Ebright.

Pengungkapan tersebut telah mendorong sejumlah kritikus Partai Republik untuk menuntut pengunduran diri Fauci, atau bahkan pemecatan langsungnya.

Sementara beberapa tokoh lainnya menyerukan penyelidikan lebih lanjut atas hubungan Fauci dengan penelitian di WIV.

"Hanya beberapa bulan setelah Fauci bersaksi, NIH tidak pernah mendanai penelitian keuntungan-fungsi di laboratorium Wuhan, dokumen yang baru dirilis menunjukkan bahwa ia BERBOHONG dan ada pendanaan yang mengalir ke penelitian itu, Fauci harus dipecat dan keterkaitannya harus segera diselidiki," kata salah satu Senator Republik.

Terlepas dari bantahan Fauci di hadapan publik bahwa agensinya tidak mendanai penelitian keuntungan-fungsi di China, ia telah menyampaikan secara pribadi bahwa pendanaan semacam itu mungkin telah terjadi, seperti yang terungkap dalam kumpulan komunikasi yang dirilis pada bulan Juni setelah permintaan FOIA oleh beberapa media.

Dalam email pada Februari 2020 kepada Wakilnya di NIAID, Hugh Auchincloss, Fauci melampirkan makalah penelitian tentang penelitian keuntungan-fungsi di WIV yang dilakukan oleh EcoHealth Alliance yang keterlibatannya baru diungkapkan 'pada kemudian hari', setelah penulis awalnya 'menghilangkan' sumber pendanaan.

Pesan itu 'bernada desakan' dan memberitahu Auchincloss untuk segera membaca makalah itu dan segera bertemu dengannya.

"Karena penting bagi kita untuk berbicara'," kata Fauci.

Auchincloss pun menjawab bahwa ia telah membaca makalah terlampir dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut dilakukan 'sebelum adanya keuntungan-fungsi itu', mengacu pada moratorium pendanaan federal.

"Staf lain akan mencoba untuk menentukan apakah kita memiliki hubungan jauh dengan penelitian ini," kata Auchincloss.

Sementara itu, email tersebut tampaknya tidak berisi tindak lanjut dari Auchincloss tentang penelitian keuntungan-fungsi.

Ini menunjukkan adanya kekhawatiran diantara pejabat tinggi NIAID, termasuk Fauci sendiri, bahwa agensi tersebut mungkin telah berkontribusi pada penelitian kontroversial tersebut.

Meskipun Senator Paul meminta Jaksa Frderal AS untuk menyelidiki kesaksian Fauci atas dugaan 'sumpah palsunya' pada Juli lalu, hingga saat ini tidak jelas apakah penyelidikan itu telah dilakukan atau tidak.

Di sisi lain, pemerintahan Biden pun terus mengandalkan Fauci sebagai salah satu penasihat pandemi utamanya, dan tidak mungkin mendengarkan seruan Partai Republik untuk memecat penasihat andalannya itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas