Peringatan 11 September, Pemimpin Al Qaeda Ayman al-Zawahiri Muncul di Video
Pemimpin Al Qaeda, Ayman al-Zawahri muncul dalam sebuah video yang menandai 20 tahun serangan 11 September 2001 atau 9/11.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Al Qaida, Ayman al-Zawahiri muncul dalam sebuah video yang menandai 20 tahun serangan 11 September 2001 atau 9/11.
Dilansir AP, Ayman al-Zawahri muncul setelah sempat tersiar kabar dirinya meninggal beberapa bulan lalu.
Kelompok Intelijen SITE yang memantau situs-situs jihad menyebut video itu dirilis pada Sabtu (11/9/2021) lalu.
Dalam rekaman tersebut, al-Zawahri mengatakan bahwa "Yerusalem Tidak Akan Pernah di-Yahudikan".
Dia juga disebut memuji serangan Al Qaida, termasuk yang menargetkan pasukan Rusia di Suriah pada bulan Januari.
Baca juga: Dokumen Rahasia 9/11 Dirilis FBI, Hubungan Teroris dan Arab Saudi yang Selama Ini Dicurigai Diungkap
Baca juga: Aturan Baru Pelajar Wanita Afghanistan, Taliban: Kelas Dipisah, Guru Pria Mengajar dari Balik Tirai
SITE mengatakan, al-Zawahri juga menyinggung penarikan militer AS dari Afghanistan setelah 20 tahun perang.
Kendati demikian, SITE menambahkan bahwa komentar dari al-Zawahri bisa jadi bukan rekaman baru karena perjanjian penarikan pasukan asing antara Taliban dan AS ditandatangani pada Februari 2020.
Al-Zawahri tidak membahas pengambilalihan Taliban atas Afghanistan dan ibu kota Kabul bulan lalu, SITE menambahkan.
Tapi dia menyebutkan serangan 1 Januari yang menargetkan pasukan Rusia di tepi kota Raqqa, Suriah utara.
Desas-desus telah menyebar sejak akhir 2020 bahwa al-Zawahri telah meninggal karena sakit.
Sejak itu, tidak ada video atau bukti kehidupan yang muncul, hingga Sabtu.
Pidato Al-Zawahri direkam dalam video berdurasi 61 menit 37 detik yang diproduksi oleh Yayasan Media as-Sahab milik kelompok tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, al-Qaida menghadapi persaingan di lingkaran jihad dari saingannya, kelompok Negara Islam (IS).
ISIS menjadi terkenal dengan merebut sebagian besar Irak dan Suriah pada 2014, mendeklarasikan "kekhalifahan", dan memperluas afiliasi ke beberapa negara di seluruh kawasan.