Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Taliban Mulai Larang Murid Perempuan Melanjutkan Sekolah

  Anak perempuan usia remaja Afghanistan dilarang kembali ke sekolah menengah oleh pemerintah Taliban.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Taliban Mulai Larang Murid Perempuan Melanjutkan Sekolah
Aamir QURESHI / AFP
Siswa bercadar memegang bendera Taliban saat mereka mendengarkan pembicara wanita sebelum rapat umum pro-Taliban di Universitas Pendidikan Shaheed Rabbani di Kabul pada 11 September 2021. 

Sekolah dasar telah kembali beroperasi, dengan anak laki-laki dan perempuan kebanyakan duduk di kelas terpisah dan beberapa guru perempuan kembali bekerja.

Rezim baru Taliban juga mengizinkan perempuan untuk kuliah di universitas swasta, meskipun dengan pembatasan ketat pada pakaian dan pergerakan mereka.

Taliban juga dilaporkan menutup kementerian urusan perempuan pemerintah dan menggantinya dengan departemen yang terkenal karena menegakkan doktrin agama yang ketat selama pemerintahan pertamanya.

Ini merupakan pertanda buruk mengerasnya kebijakan Taliban terhadap kaum perempuan.

Di Kabul pada Jumat (17/9/2021), para pekerja terlihat memasang tanda untuk Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan di gedung lama Kementerian Urusan Perempuan di ibukota Kabul.

Video yang diunggah ke media sosial memperlihatkan pekerja perempuan dari kementerian melakukan protes di luar setelah kehilangan pekerjaan.

Sejauh ini, belum ada komentar dari pejabat Taliban.

Berita Rekomendasi

Meski masih terpinggirkan, perempuan Afghanistan berjuang untuk dan mendapatkan hak-hak dasar selama 20 tahun terakhir, menjadi anggota parlemen, hakim, pilot dan polisi.

Ratusan ribu perempuan telah memasuki dunia kerja.

Ini merupakan suatu keharusan.

Lantaran, dalam beberapa kasus, banyak perempuan menjadi janda dan kini harus menghidupi keluarga karena suami mereka cacat akibat konflik selama beberapa dekade belakangan.

Taliban dilaporkan menunjukkan sedikit kecenderungan untuk menghormati hak-hak perempuan.

Ini terlihat dari tidak adanya perempuan yang dimasukkan dalam pemerintahan dan banyak yang dihentikan untuk kembali bekerja.

Sumber: Kompas.TV

Sumber: Kompas TV
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas