QR Code Kartu Kesehatan Covid-19 Presiden Macron Bocor ke Publik
QR code kartu kesehatan khusus (health pass) virus corona (Covid-19) Presiden Prancis Emmanuel Macron bocor
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - QR code kartu kesehatan khusus (health pass) virus corona (Covid-19) Presiden Prancis Emmanuel Macron bocor dan bisa diakses semua pengguna internet selama hampir 24 jam.
Seperti yang dilaporkan portal berita nasional BFMTV pada hari Selasa waktu setempat.
Kebocoran data itu terjadi pada Senin malam, yang dikualifikasikan sebagai 'pelanggaran etis' oleh Istana Elysee.
Baca juga: Presiden Biden Ajak Macron Segera Bahas Kesepakatan Kapal Selam Australia
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (22/9/2021), seorang pekerja medis yang memiliki akses ke database mereka yang telah divaksinasi Covid-19 kemungkinan menyalin QR code milik Macron dan kemudian membiarkannya bisa diakses di internet.
Namun belum diketahui apakah tindakan ini dilakukan secara sengaja atau tidak.
QR code tersebut pun kini telah dinonaktifkan, sehingga tidak dapat digunakan lagi.
Baca juga: Macron: Uni Eropa Siap-siap Hadapi Kemungkinan Aliran Migrasi Tak Terkendali dari Afghanistan
Sementara itu, lembaga asuransi penyakit Prancis, CNAM yang bertanggung jawab atas sistem vaksinasi digital negara itu telah berbicara kepada dewan medis nasional untuk meminta pertanggungjawaban dari pihak yang bertanggung jawab atas kebocoran tersebut.
Perlu diketahui, pada Juli lalu, Macron telah mengumumkan langkah-langkah baru untuk menekan angka penyebaran Covid-19.
Termasuk penerapan kebijakan kartu kesehatan khusus (health pass) yang dapat menunjukkan 'apakah warganya telah divaksinasi atau memiliki hasil tes negatif Covid-19'.
Baca juga: Macron Wajibkan Vaksinasi Warganya yang Ingin Naik Kereta dan ke Restoran
Ini merupakan 'tiket masuk wajib' bagi warga Prancis yang ingin mengunjungi restoran, bar, pusat perbelanjaan, pesawat terbang, maupun semua acara publik yang dihadiri oleh lebih dari 50 orang dan kereta jarak jauh di seluruh wilayah Prancis.
Namun aturan ini tentu menimbulkan pro dan kontra bagi warganya, karena sebagian warga Prancis menyebut kebijakan health pass ini sebagai tindakan diskriminatif bagi mereka yang skeptis terhadap efektivitas vaksin Covid-19.