Biden dan Macron akan Bertemu Bulan Depan untuk Memperbaiki Hubungan AS dengan Prancis
Presiden AS, Joe Biden dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron akan bertemu bulan depan untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu bulan depan.
Pertemuan tersebut digelar untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara.
Hubungan AS dan Prancis tengah memanas, setelah Australia menggagalkan kontrak kapal selam buatan Prancis.
Dikutip dati Aljazeera, Biden dan Macron telah berbicara melalui telepon dan sepakat untuk bertemu di Eropa pada akhir Oktober.
Duta Besar Prancis untuk AS juga akan kembali ke Washington minggu depan.
Baca juga: Joe Biden Janjikan Tambahan Sumbangan 500 Juta Vaksin Covid-19 untuk Negara Miskin
Baca juga: Biden Minta Mahkamah Agung AS untuk Melindungi Hak Aborsi
Sebelumnya, Prancis memanggil duta besar kembali karena kekecewaannya terhadap AS terkait kontrak kapal selam dengan Australia.
Pada 2016, Canberra telah setuju untuk membeli kapal bertenaga diesel dari Prancis.
"Kedua pemimpin telah memutuskan untuk membuka proses konsultasi mendalam, yang bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan dan mengusulkan langkah-langkah konkret untuk tujuan bersama," bunyi pernyataan itu.
Di tengah upaya yang sedang berlangsung untuk memperbaiki keretakan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian berbicara bersama di sela-sela pertemuan lima anggota tetap Dewan Keamanan.
"Kami berharap mereka akan segera memiliki waktu berbicara berdua," kata pejabat itu kepada wartawan.
Kemarahan Prancis Terhadap AS
Pemerintahan Biden membuat marah pemerintah Prancis ketika mengumumkan aliansi baru, yang dijuluki AUKUS, pada 15 September.
AS mengatakan aliansi dibentuk untuk meningkatkan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
Prancis menarik duta besarnya untuk AS dan Australia sebagai protes, ketika ketegangan diplomatik antara sekutu dengan anggota inti aliansi NATO.
Baca juga: Australia Akan Diperkuat Kapal Selam Nuklir, Indonesia Disarankan Merapat ke China
Baca juga: Macron dan Biden Bahas Kesepakatan Kapal Selam Australia, Dubes Prancis Kembali Bertugas di AS
Perdana Menteri Australia Scott Morrison kemudian mengumumkan pihaknya akan mengakhiri kesepakatan untuk membeli kapal selam bertenaga diesel yang dirancang oleh perusahaan
Prancis Naval Group mengatakan kapal selam konvensional tidak cocok untuk kebutuhan operasional negara itu.
Hari berikutnya, pejabat tinggi AS mengambil langkah untuk meredakan kemarahan pemerintah Prancis.
Blinken berjanji Washington akan bekerja sama dengan Prancis dan Uni Eropa di Indo-Pasifik.
Namun, sehari kemudian Prancis memanggil duta besarnya sebagai tindakan serius atas kekecewaannya pada AS dan Australia.
(Tribunnews.com/Yurika)