Dunia di Bawah Ancaman Krisis Ekonomi, 2 Hal Ini Penyebabnya
Dalam beberapa hari terakhir dunia dibayangi ancaman krisis ekonomi. Dua hal utama dianggap bisa jadi penyebabnya.
Editor: Hasanudin Aco
"Pembayaran Mortgage, pinjaman mobil, tagihan kartu kredit, serta semua yang dibeli dengan kredit akan lebih mahal setelah gagal bayar,” sambungnya.
Sebagai informasi, Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat AS telah menolak untuk mendukung menaikkan atau menangguhkan 28,4 miliar dolar AS.
Senator AS, Bill Cassidy dari Louisiana mengatakan bahwa Demokrat ingin meningkatkan batas pinjaman untuk mendanai triliunan dolar dalam pengeluaran "Daftar keinginan Demokrat".
Merespon hal tersebut, Yellen berpendapat, pagu utang adalah berkaitan tentang membayar kewajiban pengeluaran masa lalu. Sehingga, menunggu terlalu lama untuk menaikkan pagu utang dapat menyebabkan kerusakan.
Hal tersebut dapat dicontohkan seperti krisis pagu utang 2011 yang mendorong pemerintah federal ke ambang default yang merubah peringkat kredit.
"Hal ini menyebabkan gangguan pasar keuangan yang berlangsung selama berbulan-bulan. Waktu adalah uang di sini, berpotensi miliaran dolar. Baik penundaan maupun default tidak dapat ditoleransi," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Janet Yellen telah memperingatkan Ketua DPR AS Nancy Pelosi terkait risiko gagal bayar utang negara itu yang dapat memiliki konsekuensi drastis bagi pasar keuangannya.
Ia pun mendesak kepemimpinan Partai Demokrat di parlemen untuk menaikkan batas plafon utang sesegera mungkin.
Dikutip dari laman CNBC, Rabu (15/9/2021), Yellen kembali mengulangi pernyataannya bahwa anggota parlemen memiliki waktu hingga Oktober mendatang, sebelum Kementerian Keuangan mengoptimalkan upayanya untuk mencegah apa yang disebut sebagai risiko gagal bayar utang dalam sejarah AS.
"Penundaan yang mempertanyakan kemampuan pemerintah federal untuk memenuhi semua kewajibannya, kemungkinan akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada ekonomi AS dan pasar keuangan global," kata Yellen kepada Pelosi, dalam sebuah surat yang dibuat.
Yellen pun kembali menekankan bahwa DPR AS harus segera mengambil langkah untuk mengatasi hal ini.
"Kami telah belajar dari kebuntuan batas utang masa lalu, bahwa menunggu hingga menit terakhir untuk menunda atau meningkatkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius bagi bisnis dan kepercayaan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek bagi pembayar pajak, dan berdampak negatif pada peringkat kredit AS," tegas Yellen.
Sebagian besar Ekonom juga menilai bahwa risiko gagal bayar utang AS dapat memicu penurunan ekonomi yang parah dan biaya pinjaman pun melonjak di seluruh sektor perekonomian Amerika.
Krisis Evergrande