Pembebasan Eksekutif Huawei di Kanada Atas Instruksi Langsung Presiden Xi Jinping
Presiden China Xi Jinping instruksikan langsung pembebasan eksekutif HUawei, Meng Wanzhou, yang ditahan di Kanada
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM - Presiden China Xi Jinping memberikan perintah langsung bagi upaya pembebasan eksekutif Huawei Technologies Co, Meng Wanzhou, yang ditahan Kanada.
“Presiden China Xi Jinping memberikan instruksi tentang kasus Meng menjelang kesepakatan dengan AS yang menyebabkan pembebasannya dari proses ekstradisi Kanada,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying, Senin (27/9/2021), seperti dilansir dari Al Arabiya.
Meng yang menjadi Kepala Keuangan Huawei kembali ke Shenzhen pada Sabtu (25/9/2021).
Hua mengatakan Meng adalah korban penganiayaan politik dan dapat kembali ke China berkat upaya pemerintah yang tak kenal henti.
Kepulangannya ke China disiarkan langsung di stasiun televisi negara, CCTV, saat dia mengenakan gaun merah di bawah bendera China dan berterima kasih kepada pemimpin negara itu, Xi Jinping, dan Partai Komunis yang berkuasa.
Baca juga: China Bebaskan Dua Warga Kanada Yang Diduga Mata-mata Setelah Bos Huawei Dibebaskan
Baca juga: Sosok Bos Huawei, Putri Miliuner China yang Akhirnya Dibebaskan Setelah 3 Tahun Ditahan Kanada
Meng mencapai kesepakatan dengan Jaksa Federal Amerika Serikat yang akan membatalkan tuduhan penipuan terhadapnya tahun depan.
Sebagai imbalannya, Meng menerima tanggung jawab karena salah menggambarkan urusan bisnis perusahaan di Iran.
Ia sepakat untuk mengakui bahwa ia telah menyesatkan HSBC Holdings Plc tentang bisnis perusahaan telekomunikasi dengan Iran, yang melanggar sanksi AS.
Perjanjian dengan jaksa federal mengakhiri tarik ulur ekstradisi selama hampir tiga tahun di Kanada, sementara AS meminta agar ia diproses hukum.
Saat Meng dibebaskan, China pun membebaskan dua diplomat Kanada, Michael Kovrig dan Michael Spavor, yang ditahan atas tuduhan mata-mata. Mereka ditahan selama lebih dari 1.000 hari.
Baca juga: Huawei Kena Sanksi, Penjualan Apple Diprediksi Akan Meningkat
Baca juga: Eropa Larang Penerapan Teknologi 5G dari Huawei, Apa Alasannya?
Spavor dan Kovrig ditahan pada Desember 2019, beberapa hari setelah Meng ditangkap di Kanada atas permintaan otoritas AS.
Banyak negara menyebut tindakan China sebagai politik penyanderaan. Sebaliknya China menuduh Kanada melakukan penahanan sewenang-wenang.
Meski demikian, China berusaha menganggap remeh kesepakatan pembebasan Meng, Kovrig, dan Spavor.
Hua mengatakan Senin kemarin bahwa kedua kasus itu tidak terhubung, dengan mengatakan pembebasan warga Kanada itu sangat berbeda.
“Kedua pria itu diduga membahayakan keamanan nasional,” ujar Hua.
Baca juga: Takut Merugi Multi-Miliar Dolar, Trump Izinkan Intel Kembali Pasok Komponen ke Huawei
Baca juga: Inggris Mulai Bersih-bersih Keterlibatan Huawei di Proyek Peluncuran 5G
Spavor, seorang pengusaha, telah dijatuhi hukuman 11 tahun penjara, dituduh melakukan mata-mata. Korvrig belum dijatuhi hukuman tetapi menghadapi dakwaan serupa.
Hua bahkan berdalih bahwa pembebasan warga Kanada itu karena masalah kesehatan.
“China membebaskan dua warga Kanada dengan jaminan setelah diagnosis oleh lembaga medis profesional, dan dengan jaminan Duta Besar Kanada untuk China," kata Hua.
Kanada telah menyatakan bahwa Kovrig dan Spavor tidak bersalah atas tuduhan apapun.
"Seperti yang telah kami katakan sejak awal, penahanan Michael Kovrig dan Michael Spavor, dan perlakuan yang mereka alami hingga keberangkatan mereka dari China, adalah sewenang-wenang," kata Global Affairs Canada dalam sebuah pernyataan. "Kedua pria ini tidak bersalah."
Baca juga: Pemerintah AS Izinkan Qualcomm Jual Chipset ke Huawei
Baca juga: Soal RUU Teknologi Uni Eropa, Huawei Tetap akan Bangun Pabrik Peralatan Jaringan di Prancis
Huawei adalah pemasok global terbesar peralatan jaringan untuk perusahaan telepon dan internet.
Perusahaan ini menjadi simbol kemajuan China dalam menjadi kekuatan dunia teknologi, dan menjadi subjek masalah keamanan dan penegakan hukum AS.
Pemerintahan mantan Presiden Donald Trump memutus akses Huawei ke komponen dan teknologi AS, termasuk musik Google dan layanan ponsel cerdas lainnya.
AS juga melarang vendor di seluruh dunia menggunakan teknologi AS untuk memproduksi komponen untuk Huawei. (Tribunnews.com/Alarabiya/Hasanah Samhudi)