Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesulitan Uang akibat Terdampak Pandemi Covid-19, Warga Jepang Rela Jadi Yami Baito

Seorang tersangka berusia 26 tahun ditangkap karena menyerang sebuah toko jam tangan di Kichijoji, Tokyo.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kesulitan Uang akibat Terdampak Pandemi Covid-19, Warga Jepang Rela Jadi Yami Baito
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Iklan yami baito (pekerjaan paruh waktu/ilegal) di Jepang, menawarkan penghasilan menggiurkan misalnya satu jam 10.000 yen atau lebih. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Yami baito atau pekerjaan paruh waktu mulai banyak diincar warga Jepang karena kesulitan uang di masa pandemi Covid-19.

Yami baito adalah pekerjaan paruh waktu (umumnya kriminal) seperti penipuan, pencurian, prostitusi, perampokan dan sebagainya.

Sebut saja kasus pencurian jam tangan mewah di bulan Mei 2021 yang pelakunya baru saja ditangkap kepolisian, Kamis(30/9/2021).

"Pelaku yang ditangkap itu bukan apa-apa hanya orang yang disuruh saja. Kini pihak kepolisian terus mencari pelaku atau otak utama yang menyuruh orang lain melakukannya," papar sumber Tribunnews.com, Kamis (30/9/2021).

Pada bulan Mei, seorang tersangka berusia 26 tahun ditangkap karena menyerang sebuah toko jam tangan di Kichijoji, Tokyo, dan mencuri lebih dari 20 jam tangan mewah senilai sekitar 12 juta yen.

Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo telah melamar apa yang disebut "pekerjaan paruh waktu gelap" di SNS (media sosial), dan sedang menyelidikinya atas kecurigaan bahwa seseorang telah menginstruksikannya untuk mencuri.

Berita Rekomendasi

Orang yang ditangkap adalah Shuhei Nakata (26), seorang pengangguran di Kota Takanezawa, Prefektur Tochigi.

Menurut Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, diduga pada bulan Mei 2021, dia memecahkan kaca jendela dan menyerbu sebuah toko jam tangan di Kichijoji Honcho, Kota Musashino, Tokyo.

Dia kemudian mencuri 24 jam tangan merek terkenal yang berjejer di etalase, senilai sekitar 12 juta yen.

Karena teridentifikasi dari gambar kamera keamanan di sekitar lokasi, dia mengaku menginginkan uang untuk menunjang kehidupannya yang terdampak pandemi corona.

Selain itu, dari hasil penyelidikan terhadap ponsel yang disita oleh Departemen Kepolisian Metropolitan, ada kecurigaan bahwa tersangka mengajukan apa yang disebut "baito gelap" (yami baito) melalui SNS dan diperintahkan untuk mencuri oleh seseorang.

Kepolisian mengeluarkan instruksi yang sama bahwa jam tangan mewah dengan total harga sekitar 30 juta yen dicuri di toko jam tangan lain di Shibuya-ku Tokyo.

Baca juga: Partai Penguasa di Jepang Pilih Fumio Kishida Gantikan PM Yoshihide Suga

Seorang pekerja kantor telah ditangkap terkait kkasus ini.

Kedua tersangka yang ditangkap mengakui perbuatan dan menyatakan melakukan karena kesulitan uang untuk kehidupan dan untuk membayar utang.

Yami baito atau Ura Baito umumnya dilakukan kalangan yakuza (mafia Jepang) dalam sindikat satu tim yang hanya lewat media internet dalam komunikasi.

Mereka menawarkan pekerjaan paruh waktu tersebut dengan disertai permintaan data lengkap pelamar.

Hasil kejahatan nantinya diminta diserahkan langsung kepada pihak yakuza dengan cara dan strategi sendiri agar tidak mudah terdeteksi pihak kepolisian.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas