Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Reaksi Warga Kongo atas Permintaan Maaf WHO, Sebut Pria Muda Juga Dilecehkan

Warga Kongo menanggapi permintaan maaf WHO terkait temuan puluhan stafnya melakukan pelecehan seksual kepada wanita dan anak perempuan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Reaksi Warga Kongo atas Permintaan Maaf WHO, Sebut Pria Muda Juga Dilecehkan
JUNIOR KANNAH / AFP
Seorang balita menjalani vaksinasi campak di sebuah pusat di Temba, dekat Seke Banza, DR Kongo barat pada 3 Maret 2020. 73 ribu anak dari usia 6 bulan hingga 15 tahun perlu divaksinasi campak di provinsi Kongo tengah di bagian barat Republik Demokratik Kongo sebagai bagian dari tahap kedua tanggapan terhadap epidemi yang telah menyebabkan ribuan kematian di negara itu pada tahun-tahun terakhirnya, bahkan termasuk orang dewasa. 

Kendati demikian, dibutuhkan hukuman berat kepada pelakunya.

Seorang aktivis perempuan di South Kivu, Sandra Mbedde, mengatakan WHO perlu menempatkan mekanisme untuk menghentikan pelecehan terhadap perempuan.

“Pada level operasional, WHO harus mengambil tindakan agar skandal seperti itu tidak terjadi lagi,” katanya.

Sementara itu, seorang guru di Provinsi Kasai mengaku prihatin dengan temuan itu.

Pendeta Paul Leku di wilayah Aru menilai skandal semacam ini tidak hanya terjadi di Kongo.

"Skandal semacam itu oleh staf PBB tidak terbatas pada Republik Demokratik Kongo."

"Di manapun ada PBB, ada skandal semacam itu," ujarnya

Pemberian vaksin untuk mengatasi wabah Ebola di Kongo.
Pemberian vaksin untuk mengatasi wabah Ebola di Kongo. (EPA)

Baca juga: 21 Staf WHO Lecehkan Wanita dan Anak-anak saat Tangani Wabah Ebola di Kongo

Baca juga: RI Desak WHO, GAVI, COVAX Facility Lakukan Upaya Cegah Diskriminasi Vaksin

Berita Rekomendasi

Seorang pengacara yang bekerja dengan komunitas pengungsi di DRC, Gabriel Sagara, mengatakan ini bukan kali pertama ada pelecehan kepada warga lokal.

"Saya pertama kali mendengar pekerja PBB melecehkan perempuan secara seksual pada 2008 ketika saya masih muda."

"Dua penjaga perdamaian Lebanon yang terlibat dalam skandal itu dideportasi. Tapi itu tidak menghentikan insiden serupa terjadi," katanya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas