Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Studi: Vaksin Pfizer Cegah Keparahan Covid-19 Setidaknya Selama 6 Bulan

Studi AS menunjukkan vaksinasi menggunakan Pfizer dapat melawan Covid-19 yang parah setidaknya selama enam bulan, termasuk untuk varian Delta.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in Studi: Vaksin Pfizer Cegah Keparahan Covid-19 Setidaknya Selama 6 Bulan
JACK GUEZ / AFP
Botol vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech di atas meja di sebelah klinik rawat jalan Pusat Kardiovaskular di Pusat Medis Sheba dekat Tel Aviv, Israel - Vaksin Pfizer memiliki efektivitas mengatasi keparahan akibat Covid-19 selama enam bulan. 

"Namun, semua dari hampir 500 peserta yang menerima tiga dosis vaksin mencapai tingkat antibodi pelindung, terlepas dari preferensi vaksin dosis ketiga," tambahnya.

Adapun tenaga kesehatan yang termasuk dalam penelitian ini divaksinasi pada Januari, ketika Turki memulai peluncuran vaksin CoronaVac, dan menerima dosis kedua mereka pada Februari.

Pada Juli, Turki mulai menawarkan suntikan booster kepada pekerja rumah sakit karena kekhawatiran yang berkembang tentang varian Delta serta efektivitas vaksin CoronaVac terhadap strain yang sangat menular.

Antara 1 Juli dan 24 September, kurang dari 1 persen dari 902 tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap dengan vaksin CoronaVac dan menerima booster vaksin Pfizer, terinfeksi Covid-19.

Untuk 130 yang menerima booster vaksin CoronaVac, 3,84 persen di antaranya terinfeksi Covid-19.

Hasil penelitian yang dilakukan 28 sampai 45 hari setelah peserta menerima vaksin booster menunjukkan, tak satu pun dari mereka yang terinfeksi dirawat di rumah sakit.

Selanjutnya, para peneliti memperingatkan bahwa keakuratan data dibatasi oleh sedikitnya jumlah infeksi dan kemungkinan kasus yang terlewatkan.

Berita Rekomendasi

"Untuk tes antibodi, yang dilakukan di laboratorium menggunakan darah dari orang yang divaksinasi, 95 persen peserta yang menerima Pfizer/BioNTech untuk dosis ketiga mereka memiliki kadar antibodi di atas titer maksimum yang dapat diukur dalam periode 28 hingga 45 hari setelah suntik booster," kata para peneliti.

"Ini terjadi pada 8,2 persen dari mereka yang menerima dosis Sinovac ketiga dalam periode yang sama," kata mereka.

Erhan Eser, seorang profesor kesehatan masyarakat yang terlibat dalam penelitian ini, mengatakan penurunan kadar antibodi di antara mereka yang telah menerima dua dosis vaksin CoronaVac, yang diamati pada bulan-bulan penelitian sebelumnya, berarti hal yang sama dapat terjadi dengan suntikan booster.

Baca juga: Beredar Kabar Vaksin Nusantara Dibeli Turki, Begini Kebenarannya

Baca juga: Hampir 95 Juta Orang di Indonesia Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Pertama, Dosis Kedua 53 Juta

"Kami dapat memprediksi bahwa penurunan tingkat antibodi akan berlanjut dalam enam bulan ke depan," katanya, mencatat bahwa penelitian sembilan bulan akan memberikan jawaban yang jelas untuk pertanyaan itu.

Lebih lanjut, Sinovac juga telah merilis data tentang regimen booster untuk vaksinnya.

Dikatakan Sinovac, vaksin CoronaVac menetralkan titer antibodi pada hari ke-28 setelah dosis ketiga tiga sampai lima kali lebih tinggi daripada 28 hari setelah suntikan kedua.

Vaksin booster diberikan enam sampai delapan bulan setelah vaksinasi awal.

Bahkan, ketika tingkat antibodi menurun enam bulan setelah dosis booster, mereka tetap pada tingkat yang relatif tinggi dan di atas yang diamati setelah suntikan kedua, menurut data Sinovac yang diserahkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

(Tribunnews.com/Yurika/Rica Agustina)

Artikel terkait lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas