Kisah Pilu Penduduk Lembah Bamiyan di Afghanistan, Warga: Kami Tidak Bisa Makan Malam Ini
Sejak Taliban kembali berkuasa penduduk di lembah Bamiyan, Afghanistan dilanda kelaparan dan kemiskinan.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus 2021 lalu, penduduk lembah Bamiyan dilanda kelaparan dan kemiskinan.
Mereka yang tinggal di gua-gua lereng gunung mengalami kelaparan dan ketakutan.
Lembah Bamiyan yang menjadi salah satu daerah terindah di Afghanistan, kini telah menjadi rumah bagi banyak keluarga.
Dikutip dari Al Jazeera, penduduk di Bamiyan termasuk yang termiskin di negara itu.
Kembalinya Taliban ke Afghanistan memperparah kesulitan yang mereka alami.
Bantuan untuk wilayah mereka terputus, harga pangan naik hingga terjadi kenaikan angka pengangguran.
Baca juga: Afghanistan Terancam Kembali ke Abad Kegelapan karena Taliban Tak Bayar Listrik
Baca juga: Rebutan Kekuasaan, Taliban Kini Mulai Berkonflik dengan ISIS-K
Seorang warga bernama Fatima mengatakan, sebagian guanya runtuh akibat hujan lebat satu setengah tahun yang lalu.
Alhasil, pria berusia 55 tahun dan tiga anggota keluarga harus tinggal berdesakan di sebuah gua kecil berukuran hanya enam meter persegi.
Mereka mengeluhkan tidak bisa makan dan kesulitan menghadapi musim dingin.
“Kita tidak bisa makan malam ini. Dan musim dingin hampir tiba. Kami tidak punya apa-apa untuk menghangatkan diri."
“Kami hidup dalam kesengsaraan dan kemalangan,” ungkapnya.
Buruh harian dan kuli angkut tidak bisa lagi membawa pulang sedikit uang seperti dulu.
Hanya panen kentang yang terus berlanjut.
Kentang adalah satu-satunya tanaman yang dapat tumbuh di daerah di ketinggian 2.500 meter itu.