Rusia Minta Uni Eropa Adil Soal Pengakuan Bersama atas Sertifikat Vaksin
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov pada hari Minggu kemarin mendesak Uni Eropa (UE) untuk bertindak secara wajar dan adil, soal vaksin.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEOGRAD - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada hari Minggu kemarin mendesak Uni Eropa (UE) untuk bertindak secara wajar dan adil, karena sejauh ini pembahasan tentang 'saling pengakuan sertifikat Vaksin Virus Corona (Covid-19)' tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan.
Sementara itu, sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Rusia mengatakan pada pekan lalu, mereka telah menyerahkan dokumen UE untuk isusaling pengakuan atas sertifikat vaksinasi Covid-19.
Menurut kementerian tersebut, perwakilan dari regulator UE dapat berkunjung pada Desember mendatang sebagai bagian dari prosedur sertifikasi vaksin Sputnik V.
"Kami melihat sikap bias dan politis mereka terhadap vaksin Rusia," kata Menlu Lavrov, dalam konferensi pers di Beograd, Serbia.
Ia pun berharap 'akal sehat yang akan memenangkan konflik kepentingan ini'.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (11/10/2021), pernyataan tersebut disampaikan Diplomat top Rusia itu di Beograd, setelah pertemuan dengan Presiden Serbia Aleksandar Vucic, yang mengucapkan terima kasih kepada Lavrov atas kontribusi negaranya dalam memerangi pandemi Covid-19.
"Kami menerima komponen pertama dan kedua dari vaksin Sputnik V selama krisis Covid, kami ingat siapa yang mendukung kami selama masa-masa sulit ini," kata Vucic kepada wartawan setempat.
Baca juga: WHO Sebut Proses Persetujuan Sputnik V Akan Dibereskan
Perlu diketahui, Serbia meluncurkan produksi industri vaksin Sputnik V Rusia untuk penggunaan dalam negeri negara itu pada Juni lalu dan berencana untuk menyelesaikan siklus manufaktur penuh untuk vaksin itu pada akhir tahun ini.
Sputnik V saat ini diizinkan untuk digunakan di 70 negara dengan total populasi empat miliar orang, atau mencapai 50 persen dari populasi dunia.
Menurut Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) dan Institut Gamaleya, efektivitas vaksin ini mencapai 97,6 persen, ini berdasar pada analisis data dari 3,8 juta orang Rusia yang telah divaksinasi.
Angka ini lebih tinggi dari data yang diterbitkan sebelumnya oleh jurnal medis The Lancet yakni sebesar 91,6 persen.