Pandora Papers Ungkap Penjualan Tambang, Presiden Chile Kini Terancam Dimakzulkan
Presiden Chile, Sebastián Piñera terancam dimakzulkan setelah diduga melakukan penyimpangan dalam penjualan pertambangan yang diungkap Pandora Papers
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Chile, Sebastián Piñera terancam dimakzulkan setelah diduga melakukan penyimpangan dalam penjualan pertambangan yang diungkap Pandora Papers.
Politisi oposisi pemerintahan Chile saat ini tengah mengupayakan proses pemakzulan terhadap presiden.
Dilansir BBC, anggota kongres Tomas Hirsch mengatakan bahwa Presiden Pinera menggunakan "kantornya untuk urusan pribadi".
Ini disampaikan Hirsch saat mengajukan tuduhan di majelis rendah Kongres.
Presiden dituduh menjual perusahaan kepada seorang teman dengan perjanjian berkaitan dengan keputusan regulasi yang menguntungkan.
Baca juga: Nama Presiden Ekuador Disebut di Pandora Papers, DPR Langsung Gelar Investigasi
Baca juga: Luhut Siap Diperiksa BPK atau DJP Terkait Namanya Masuk dalam Laporan Pandora Papers
Pinera telah membantah tudingan ini.
Sebelumnya, Pandora Papers melaporkan bahwa Presiden Pinera menjual tambang Dominga.
Itu merupakan sebuah proyek tembaga dan besi di wilayah dengan kondisi lingkungan yang sensitif.
Dia menjualnya kepada seorang teman masa kecilnya pada 2010 lalu, tepatnya sembilan bulan setelah menjabat.
Dokumen dalam Pandora Papers menunjukkan pembayaran terakhir dalam kesepakatan itu memiliki syarat untuk tidak memperkuat perlindungan lingkungan di area tambang itu.
Tidak lama kemudian, pemerintah Chile memutuskan untuk menolak perlindungan lingkungan di lokasi tersebut.
Setelah pengungkapan itu, kantor Kepresidenan Chile mengatakan Presiden Piñera tidak memiliki peran atau informasi tentang penjualan proyek pertambangan.
Presiden juga disebut tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan mana pun selama lebih dari 12 tahun.
Presiden Piñera juga menyangkal tudingan tersebut.