Acara Putri Mako Keponakan Kaisar Jepang Mulai Besok
Acara seperti salam untuk pernikahan kepada arwah keluarga kekaisaran, mohon doa kepada mereka yang telah berpulang dalam nyekarnya Putri Mako besok
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Setelah Kei Komuro mengunjungi Putri Mako hari ini (18/10/2021) bertemu 3 jam dengannya dan keluarga Putri Mako, Putra Mahkota Akishinomiya serta Putri Kiko ibunda Mako, apa kegiatan Putri Mako besok sebelum menikah 26 Oktober 2021?
Pada tanggal 19 Oktober, Putri Mako akan mengunjungi Tiga Tempat Suci Istana Kekaisaran secara pribadi dan sendiri saja.
Acara seperti salam untuk pernikahan kepada arwah keluarga kekaisaran, mohon doa kepada mereka yang telah berpulang dalam nyekarnya Putri Mako besok.
Upacara ritual Shinto yang dinamakan Kashikodokoro kōreiden shinden ni essuru no gi.
Upacara yang mendedikasikan lagu kagura dan mempersembahkan Shinsen, kepala pendeta memainkan pidato ucapan selamat, dan kemudian para jamaah yang telah berdoa di depan para hadirin beribadah.
Obi dipersembahkan ke kuil di ujung tiga kuil, dan pidato ucapan selamat dimainkan. Rangkaian ritual ini disebut dengan upacara ritual obi di Kuil Kashikodokoro Koreiden.
Namun upacara tersebut tidak dilaksanakan kali ini hanya ibadah kecil Putri Mako ke Kuil Kashikodokoro Koreiden Selasa besok (19/10/2021).
Keduanya (Putri Mako dan Kei Komuro) akan mengajukan pendaftaran pernikahan di kantor pemerintahan Jepang pada tanggal 26 Oktober pagi lalu sorenya melakukan jumpa pers di sebuah hotel di tengah kota Tokyo. Hadir sekitar 50 wartawan dalam dan luar negeri.
Kemudian 22 Oktober Putri Mako melakukan Chōken'nogi.
Upacara di mana Putri Mako menyapa keluarga kekaisaran Yang Mulia Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako ketika ingin menikah.
Hal ini biasanya juga merupakan meja perayaan, di mana orang-orang minum dan makan bersama dengan sake yang dituangkan ke dalam cangkir. Saat ini, hidangan tradisional yang dikatakan telah diturunkan dari periode Heian di Nara, di mana kaisar berpolitik.
Namun 22 Oktober upacara itu tidak ada hanya "sungkem" saja ke Kaisar jepang minta doa restu Kaisar Jepang.
Seharusnya setelah itu dilakukan Jyudainogi, setelah upacara pernikahan di keluarga kekaisaran, menantu laki-laki mengirim utusan ke wanita pada hari pernikahan. Namun acara ini tidak dilakukan.
Tanggal 25 Oktober rencana Putri Mako sendirian juga "sungkem" ke Kaisar Kehormatan Akihito dan Permaisuri Kehormatan Michiko di kediaman mereka. Upacara tidak dilakukan hanya kunjungan kehormatan minta doa restu dari kakek dan nenek Putri Mako saja.
Banyak upacara ritual pernikahan yang tidak dilaksanakan sebagai bagian dari "pendisiplinan" ayahnya Putra Mahkota Akishinomiya kepada puterinya sendiri yang menaikah dengan orang biasa dan bermasalah keuangan pada ibunda Kei Komuro serta belum terselesaikan hingga kini.
Perjalanan Putri Mako menarik diikuti lebih lanjut, terutama smabil belajar di Jepang dengan gratis, email untuk informasi ke: info@tribun.in mungkin berguna bagi masyarakat Indonesia.
Setelah menikah resmi 26 Oktober rencana Putri Mako dan Kei Komuro kembali ke Amerika Serikat khususnya ke New York dan Komuro bekerja ke sebuah firma Pengacara di sana.
Riwayat Hidup Komuro yang menuliskan pada situs firma pengacara tersebut, Komuro pernah mendapat hadiah dari JFK ternyata telah diralat pada akhirnya.