Rusia Gelar Rapat Internasional Membahas Afghanistan, Taliban Diminta Bentuk Pemerintahan Inklusif
Rusia gelar pertemuan internasional dengan 10 negara, termasuk Afghanistan. Taliban diminta bentuk pemerintahan yang benar-benar inklusif.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Rusia menjadi tuan rumah putaran ketiga pertemuan internasional Moscow Format Consultations on Afghanistan pada hari Rabu (20/10/2021).
Pertemuan itu digelar untuk membicarakan Afghanistan ke depannya.
Dilansir India Today, selain anggota Taliban, Rusia juga mengundang perwakilan dari 9 negara.
Pada pertemuan tersebut, Rusia menyerukan pembentukan pemerintahan di Afghanistan yang inklusif dan mencerminkan kepentingan semua kekuatan politik negara, tidak hanya kelompok etnis.
Baca juga: Taliban Puji Pelaku Bom Bunuh Diri, Janjikan Uang dan Tanah Bagi Keluarga
Baca juga: Perekonomian Ambruk, Taliban Bujuk Teknokrat Tidak Tinggalkan Afganistan
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memuji Taliban atas upaya mereka untuk menstabilkan situasi militer-politik di Afghanistan.
"Kami puas dengan tingkat interaksi praktis dengan otoritas Afghanistan, yang memungkinkan untuk secara efektif memastikan keamanan warga Rusia di Afghanistan dan operasi tanpa hambatan kedutaan kami di Kabul," kata Lavrov seperti dikutip Associated Press.
Lavrov mengatakan ia berdiskusi dengan delegasi Taliban tentang pentingnya menghormati hak asasi manusia dan mengejar kebijakan sosial yang setara sebelum pertemuan.
Ia juga mengatakan bahwa Rusia akan segera mengirimkan kiriman bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.
Zamir Kabulov, utusan Rusia untuk Afghanistan, menekankan bahwa pengakuan internasional terhadap pemerintah Taliban akan bergantung pada kebijakan inklusif dan catatan hak asasi manusia kelompok itu.
Baca juga: Diplomat AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad Mengundurkan Diri
Baca juga: ‘Apa dosa saya?’ - Nasib para penerjemah Afghanistan setelah evakuasi mereka ke Inggris dibatalkan
"Kami mengharapkan Taliban memenuhi permintaan masyarakat internasional tentang inklusivitas dan hak asasi manusia, yang mencakup semua jenis hak asasi manusia," kata Kabulov seperti dikutip AP.
"Taliban menegaskan bahwa mereka sedang mengerjakan itu, proses perbaikan pemerintahan, proses perbaikan situasi hak asasi manusia."
Abdul Salam Hanafi, wakil perdana menteri di pemerintahan sementara Taliban, mengatakan pertemuan itu sangat penting untuk stabilitas seluruh kawasan.
Sikap Perwakilan Negara Lainnya
Selain perwakilan Rusia dan Taliban, peserta pertemuan tersebut antara lain perwakilan khusus atau pejabat senior dari China, Pakistan, Iran, India, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
Para peserta mencatat bahwa keterlibatan praktik lebih lanjut dengan Afghanistan perlu mempertimbangkan realitas baru.
Baca juga: Pertama Kalinya, Kapal Angkatan Laut China dan Rusia Bersama-sama Melewati Selat Jepang
Baca juga: Rusia Tangguhkan Misi Diplomatiknya di NATO
Mereka perlu melihat bagaimana Taliban berkuasa di negara itu, terlepas dari pengakuan resmi pemerintah Afghanistan yang baru oleh masyarakat internasional.
"Negara-negara yang berpartisipasi menyerukan kepemimpinan Afghanistan saat ini untuk mengambil langkah lebih lanjut untuk meningkatkan pemerintahan dan untuk membentuk pemerintahan yang benar-benar inklusif yang mencerminkan kepentingan semua kekuatan etno-politik utama di negara itu," kata mereka.
Negara-negara itu juga menekankan perlunya kepemimpinan Afghanistan yang menghormati hak-hak kelompok etnis, perempuan dan anak-anak.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)