Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Serangan Drone AS Habisi Pemimpin Senior Al Qaeda di Suriah

Militer AS mengklaim telah membunuh pemimpin senior Al Qaeda, Abdul Hamid al-Matar menggunakan serangan pesawat tak berawak di Suriah.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Serangan Drone AS Habisi Pemimpin Senior Al Qaeda di Suriah
Roslyn WARD/US AIR FORCE/AFP
Foto Angkatan Udara AS yang diperoleh 27 Januari 2021 ini menunjukkan Stratofortress B-52 Angkatan Udara AS dari 2nd Bomb Wing, Pangkalan Angkatan Udara Barksdale, Louisiana, terbang dengan F-15SA Angkatan Udara Arab Saudi selama misi satuan tugas pembom di atas Area tanggung jawab Komando Pusat AS, pada 27 Januari 2021. Sebuah pembom B-52 AS terbang di atas Timur Tengah pada 27 Januari 2021 sebagai unjuk kekuatan oleh pemerintahan baru Presiden Joe Biden saat mempersiapkan hubungan yang menantang dengan Iran, kata Pentagon. B-52H Stratofortress berkemampuan nuklir menerbangkan misi pulang-pergi dari Pangkalan Angkatan Udara Barksdale di Louisiana, ditemani pada waktu yang berbeda oleh jet tempur AS dan tanker pengisian bahan bakar, dan, pada satu titik, oleh pesawat tempur F-15 Angkatan Udara Arab Saudi. . 

TRIBUNNEWS.COM - Militer Amerika Serikat (AS) mengklaim telah membunuh pemimpin senior Al Qaeda, Abdul Hamid al-Matar menggunakan serangan pesawat tak berawak di Suriah.

"Kematian pemimpin senior al-Qaeda ini akan mengganggu kemampuan organisasi teroris untuk merencanakan lebih lanjut dan melakukan serangan global yang mengancam warga AS, mitra kami, dan warga sipil tak berdosa," kata jubir Komando Pusat AS, Mayor Angkatan Darat AS John Rigsbee dalam sebuah pernyataan pada Jumat (22/10/2021).

Lebih lanjut, Rigsbee mengatakan tidak ada korban lain dari serangan tersebut.

Dilansir Al Jazeera, dia mengatakan penyerangan menggunakan pesawat MQ-9. 

Diketahui pembunuhan tersebut terjadi dua hari setelah penyerangan di sebuah pos AS di Suriah.

Baca juga: Serangan Bom di Suriah Menewaskan 13 Personel Militer, Polisi: Ini Tindakan Pengecut

Baca juga: Produsen Pelumas Amerika Serikat Siap Ramaikan Pasar Oli Kendaraan di Indonesia

File foto ini diambil pada tanggal 26 Desember 2011 menunjukkan gedung Pentagon di Washington, DC. Pentagon hari Minggu mengumumkan telah melakukan serangan udara yang ditargetkan terhadap
File foto ini diambil pada tanggal 26 Desember 2011 menunjukkan gedung Pentagon di Washington, DC. Pentagon hari Minggu mengumumkan telah melakukan serangan udara yang ditargetkan terhadap "fasilitas yang digunakan oleh kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran" di perbatasan Irak-Suriah, yang katanya diizinkan oleh Presiden Joe Biden menyusul serangan yang sedang berlangsung terhadap kepentingan AS. "Atas arahan Presiden Biden, pasukan militer AS awal malam ini melakukan serangan udara presisi defensif terhadap fasilitas yang digunakan oleh kelompok milisi yang didukung Iran di wilayah perbatasan Irak-Suriah," kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam sebuah pernyataan. (STAF/AFP)

"Al-Qaeda terus menghadirkan ancaman bagi Amerika dan sekutu kami."

"Al-Qaeda menggunakan Suriah sebagai tempat yang aman untuk membangun kembali, berkoordinasi dengan afiliasi eksternal, dan merencanakan operasi eksternal," kata Rigsbee.

Berita Rekomendasi

Rigsbee tidak menjelaskan alasan di balik pengiriman pesawat tak berawak itu apakah untuk balas dendam.

Dia juga tidak mengungkap lokasi penyerangan itu secara detail.

Pada September lalu, Pentagon juga melakukan serangan di Suriah barat laut yang merupakan wilayah para militan.

Di sana seorang pemimpin senior Al Qaeda yakni Salim Abu-Ahmad dikabarkan tewas.

Serangan udara sebelumnya dilakukan di dekat provinsi Idlib.

Sebagian besar wilayah Idlib dan Aleppo berada di tangan oposisi bersenjata Suriah, yang didominasi oleh kelompok-kelompok bersenjata termasuk Hayat Tahrir al-Sham yang dulunya terkait dengan Al-Qaeda.

Konflik di Suriah menciptakan medan perang yang kompleks hingga melibatkan tentara asing, milisi, dan kelompok bersenjata yang terkait dengan Al Qaeda, ISIL atau ISIS, serta afiliasi lainnya.

Perang di wilayah ini telah memakan korban hingga setengah juta orang sejak 2011.

Banyak terjadi tindakan brutal terhadap protes anti-pemerintah.

Pos AS di Suriah Diserang

Menurut laporan Reuters pada Kamis (21/10/2021), sebuah pos terdepan AS di Suriah selatan diserang pada Rabu. 

Menurut pejabat AS, tidak ada laporan jatuhnya korban warga Amerika dari serangan tersebut.

Salah satu pejabat mengatakan serangan diyakini dilakukan pesawat tak berawak.

Garnisun, yang dikenal sebagai Tanf, itu terletak di daerah strategis dekat perbatasan Tanf Suriah dengan Irak dan Yordania.

Garnisun tersebut pertama kali didirikan ketika pejuang Negara Islam (IS) menguasai Suriah timur yang berbatasan dengan Irak.

Sebuah bus tentara Suriah hangus setelah menjadi sasaran bahan peledak di Damaskus, ibukota Suriah, pada 20 Oktober 2021.
Sebuah bus tentara Suriah hangus setelah menjadi sasaran bahan peledak di Damaskus, ibukota Suriah, pada 20 Oktober 2021. (AFP)

Baca juga: Novel Baswedan Beberkan Setumpuk Serangan Sistematis, dari Isu Taliban Hingga Alih Status Pegawai

Baca juga: SOSOK Sami Jasim al-Jaburi, Salah Satu Pemimpin Top ISIS yang Berhasil Ditangkap Pasukan Irak

Tetapi sejak para militan diusir, hal itu dipandang sebagai bagian dari strategi AS yang lebih besar untuk menahan jangkauan militer Iran di wilayah tersebut.

Tanf adalah satu-satunya posisi dengan kehadiran militer AS yang signifikan di Suriah di luar wilayah utara yang dikuasai Kurdi.

Meskipun tidak umum untuk serangan terhadap pasukan AS di pos terdepan, pasukan yang didukung Iran sebelumnya sering menyerang pasukan Amerika dengan drone dan roket di Suriah timur dan Irak.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas